BRIN Resmi Luncurkan Stasiun Lapangan Bumiayu: Jejak Peradaban Prasejarah Terungkap?
BRIN meresmikan Stasiun Lapangan Bumiayu di Jawa Tengah untuk memperkuat riset arkeologi dan mengungkap potensi peradaban prasejarah, didukung penuh oleh Pemkab Brebes dan Komisi X DPR RI.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru saja meresmikan Stasiun Lapangan (KSL) Bumiayu di Jawa Tengah pada tanggal 30 April. Peresmian ini menandai langkah signifikan dalam upaya penguatan riset arkeologi di Indonesia, khususnya dalam mengungkap jejak peradaban manusia prasejarah di wilayah tersebut. Lokasi ini dipilih karena menyimpan potensi besar temuan-temuan arkeologis yang signifikan.
KSL Bumiayu dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang riset yang mumpuni. Fasilitas tersebut meliputi ruang workshop untuk studio 2D/3D, casting, eksperimentasi, dan rekonstruksi; field laboratory untuk laboratorium konservasi, laboratorium paleontologi, laboratorium sedimen, dan laboratorium traseologi; serta field storage untuk penyimpanan ekofak dan sedimen. Selain itu, tersedia pula asrama dan kelas untuk menunjang kegiatan penelitian dan pendidikan.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyatakan bahwa Pemkab Brebes dan masyarakat sekitar memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini. "Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes dan masyarakat di sekitar lokasi KSL sangat membantu dan terus mendukung BRIN sampai 7-10 tahun mendatang, untuk membuktikan apa yang selama ini diyakini di sini sebagai pusat peradaban manusia prasejarah. Jika hal tersebut terbukti secara saintifik, ini dapat menjadi ikon nasional juga dunia," ujar Handoko melalui keterangan resmi BRIN.
Fasilitas Canggih untuk Riset Arkeologi Jangka Panjang
Ekskavasi Bumiayu, menurut Handoko, merupakan proyek jangka panjang dan berskala besar di Indonesia. Proyek ini melibatkan SDM periset yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk peneliti BRIN, dosen, dan visiting researcher dari dalam dan luar negeri. KSL Bumiayu memiliki kapasitas untuk menampung hingga 80 mahasiswa dan 45 peneliti.
Handoko menjelaskan bahwa KSL Bumiayu dilengkapi dengan laboratorium lapangan, ruangan penyimpanan sementara, dan peralatan riset arkeologi yang canggih. Peralatan ini akan digunakan untuk melakukan survei, pemetaan, dan ekskavasi secara efektif dan efisien. Ia juga menegaskan posisi BRIN dalam riset arkeologi berada di hulu, sedangkan Kementerian Kebudayaan berada di hilir.
BRIN berencana untuk melakukan ekskavasi di berbagai lokasi lain di Indonesia yang memiliki potensi warisan budaya dan peradaban manusia yang kaya. Setelah proses ekskavasi Bumiayu selesai dan story telling-nya terbukti secara saintifik, data hasil riset akan diserahkan kepada Kementerian Kebudayaan.
Dukungan DPR dan Masyarakat Lokal
Anggota Komisi X DPR RI, Agung Widyantoro, mengimbau masyarakat Brebes dan sekitarnya untuk mendukung penuh upaya BRIN dalam mengungkap sejarah peradaban masa lalu. Ia melihat KSL Bumiayu berpotensi menjadi titik awal pembangunan Brebes Selatan dengan konsep kawasan.
Agung Widyantoro juga menekankan pentingnya dukungan dari masyarakat dan pelestari budaya agar riset pengungkapan sejarah peradaban di KSL Bumiayu dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. "Masyarakat dan pelestari budaya, mari dukung kebijakan pemerintah agar riset pengungkapan sejarah peradaban di KSL Bumiayu ini bisa berhasil," ajaknya.
Dengan fasilitas yang lengkap dan dukungan dari berbagai pihak, KSL Bumiayu diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam pemahaman sejarah peradaban manusia di Indonesia. Riset yang dilakukan di sini akan memberikan wawasan baru dan data ilmiah yang akurat, yang pada akhirnya akan memperkaya khazanah pengetahuan sejarah Indonesia.