BSI Salurkan Pembiayaan Berkelanjutan Rp72,6 Triliun hingga Maret 2025
Bank Syariah Indonesia (BSI) telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp72,6 triliun hingga Maret 2025, terdiri dari green financing dan social financing, serta berbagai inisiatif ESG lainnya.

Jakarta, 30 April 2025 - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengumumkan pencapaian signifikan dalam pembiayaan berkelanjutan. Hingga Maret 2025, BSI telah menyalurkan total pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) sebesar Rp72,6 triliun, atau 25,29 persen dari total portofolio pembiayaan. Direktur Risk Management BSI, Grandhis Helmi Harumansyah, memaparkan hal ini dalam konferensi pers daring Paparan Kinerja Triwulan I 2025, Rabu lalu. Pencapaian ini menunjukkan komitmen BSI terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan dan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Rincian pembiayaan berkelanjutan tersebut terdiri dari green financing sebesar Rp14,6 triliun dan social financing sebesar Rp58 triliun. Kedua jenis pembiayaan ini menjadi pilar utama strategi environmental, social, and governance (ESG) BSI. Komitmen BSI terhadap ESG tidak hanya berhenti pada pembiayaan, tetapi juga mencakup operasional perusahaan dan kontribusi sosial yang lebih luas.
Keberhasilan BSI dalam pembiayaan berkelanjutan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan investor dan masyarakat terhadap komitmen BSI dalam menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Implementasi Pilar ESG BSI
Selain pembiayaan berkelanjutan, BSI juga menunjukkan komitmen ESG melalui berbagai inisiatif. Dari sisi operasional, BSI berupaya mengurangi jejak karbon melalui penggunaan infrastruktur dan fasilitas ramah lingkungan. Beberapa contohnya adalah penggunaan solar panel di enam titik lokasi, 70 mesin RVM (Recycled Vending Machine), enam unit charging station, dan 139 unit kendaraan listrik untuk operasional perusahaan. Inisiatif ini menunjukkan komitmen BSI dalam mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas operasionalnya.
Pilar ESG lainnya adalah beyond banking, di mana BSI telah menyalurkan dana sebesar Rp56,8 miliar kepada masyarakat melalui dana Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF). Dana tersebut disalurkan dalam lima pilar kegiatan, yaitu ekonomi, pendidikan, kemanusiaan, kesehatan, serta dakwah dan advokasi. Program ini menunjukkan kepedulian sosial BSI dan kontribusinya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BSI juga berperan aktif dalam membayarkan zakat perusahaan dan pegawai. Pada tahun 2024, total zakat yang dibayarkan mencapai Rp268,5 miliar, menjadikan BSI sebagai perusahaan dengan penyalur zakat terbesar di Indonesia. Sejak merger hingga Maret 2025, BSI telah menghimpun zakat perusahaan sebesar Rp727 miliar, zakat pegawai Rp145 miliar, zakat nasabah dan umum Rp160 miliar, dan pajak perusahaan sebesar Rp6,47 triliun. Hal ini menunjukkan transparansi dan tanggung jawab BSI dalam pengelolaan keuangan.
Laporan Dampak dan Inisiatif Lainnya
Sebagai bagian dari tata kelola ESG dan pemenuhan regulasi, BSI telah menyusun laporan dampak (impact report) yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan laporan tahunan BSI tahun buku 2024. Laporan ini memberikan gambaran komprehensif tentang kinerja ESG BSI dan dampaknya bagi pemangku kepentingan.
BSI juga aktif dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui berbagai program literasi kepada masyarakat luas. Salah satu upaya BSI adalah menyelenggarakan event berskala internasional, yaitu Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 yang dilaksanakan pada Selasa, 29 April 2025. Acara ini bertujuan untuk memperluas pemahaman dan akses masyarakat terhadap keuangan syariah.
Dukungan BSI terhadap UMKM juga terlihat melalui berbagai program, seperti Talenta Wirausaha BSI, Aceh Muslimpreneur, dan pembentukan UMKM Center di empat kota besar: Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. Total nasabah binaan UMKM Center BSI mencapai 4.571 nasabah, dengan total pembiayaan UMKM sebesar Rp51,8 triliun per Maret 2025, tumbuh 11,20 persen year-on-year (yoy). Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) BSI mencapai Rp98,1 triliun.
Komitmen BSI terhadap pembiayaan berkelanjutan dan inisiatif ESG lainnya menunjukkan peran aktif BSI dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dan inklusif di Indonesia. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi perusahaan lain untuk menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam operasional bisnisnya.