Perbankan Nasional Perkuat Komitmen Pembiayaan Hijau, Capai Rp1.959 Triliun di 2023
OJK laporkan peningkatan signifikan pembiayaan hijau perbankan Indonesia di 2023 mencapai Rp1.959 triliun, menunjukkan komitmen kuat pada target Net Zero Emission 2060.

Jakarta, 24 Februari 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa perbankan Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendorong pembiayaan hijau dan penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG). Tren positif ini ditandai dengan peningkatan signifikan penyaluran kredit dan pembiayaan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia mencapai target net zero emission pada tahun 2060, atau bahkan lebih cepat.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (PBKN) OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa peningkatan pembiayaan hijau diproyeksikan akan terus berlanjut. Dukungan penuh dari sektor perbankan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. Penerbitan panduan dari OJK, seperti Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS) dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) versi 2, turut berperan penting dalam mendorong perkembangan ini.
CRMS, sebagai kerangka terpadu, membantu bank dalam menilai ketahanan model bisnis mereka terhadap perubahan iklim. Sementara itu, TKBI versi 2, yang diterbitkan pada Februari 2025, berfungsi sebagai panduan bagi sektor keuangan dalam mengarahkan pembiayaan ke proyek-proyek yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Indonesia.
Dorongan Pembiayaan Hijau dan Tantangan Global
Meskipun terdapat tantangan global dalam sustainable finance, seperti mundurnya Amerika Serikat dari Paris Agreement dan keluarnya beberapa bank AS dari Net-Zero Banking Alliance, Indonesia tetap berkomitmen pada penerapan sustainable finance. Komitmen ini didasarkan pada kepentingan dan kebijakan domestik, serta komitmen Indonesia di forum internasional.
Indonesia konsisten dalam upaya pengembangan keuangan berkelanjutan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan signifikan penyaluran kredit dan pembiayaan berkelanjutan yang mencapai Rp1.959 triliun pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup besar dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp1.409 triliun.
Data penyaluran kredit berkelanjutan tahun 2024 masih dalam proses pelaporan oleh perbankan kepada OJK. Pelaporan ini dilakukan sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.
Detail Pembiayaan Berkelanjutan
Peningkatan signifikan dalam pembiayaan hijau menunjukkan komitmen kuat perbankan Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan. Dukungan OJK melalui panduan dan regulasi yang jelas semakin memperkuat upaya ini. Data yang dirilis menunjukkan tren positif yang diharapkan dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang, seiring dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target net zero emission.
Penerapan TKBI versi 2 diharapkan dapat lebih memperjelas kriteria proyek-proyek yang layak mendapatkan pembiayaan berkelanjutan. Dengan demikian, alokasi dana dapat lebih terarah dan efektif dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan global dalam sustainable finance dengan strategi dan kebijakan yang tepat.
Meskipun terdapat tantangan global, komitmen Indonesia terhadap sustainable finance tetap teguh. Hal ini tercermin dari peningkatan signifikan penyaluran kredit dan pembiayaan berkelanjutan. Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, sektor perbankan, dan pemangku kepentingan lainnya akan sangat penting untuk memastikan keberlanjutan upaya ini.
Data penyaluran kredit berkelanjutan tahun 2024 yang masih dalam proses pelaporan diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan pembiayaan hijau di Indonesia. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas yang tinggi, diharapkan akan semakin banyak bank yang berpartisipasi aktif dalam pembiayaan hijau.