Bulog Serap 3.825 Ton Beras Petani Merauke, Cukupi Kebutuhan ASN hingga Luar Daerah
Bulog Papua berhasil menyerap 3.825 ton beras dari petani Merauke, memenuhi kebutuhan ASN, TNI-Polri, dan didistribusikan ke wilayah lain seperti Timika, Sorong, dan Jayapura.

Jayapura, 19 Maret 2024 - Bulog mencatatkan prestasi gemilang dalam penyerapan hasil panen petani di Merauke, Papua Selatan. Sebanyak 3.825 ton beras telah berhasil dibeli dari petani setempat. Penyerapan beras ini dilakukan oleh Bulog Merauke dan akan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri. Ketersediaan beras lokal yang melimpah ini juga memungkinkan distribusi ke daerah lain di Papua.
Keberhasilan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam produksi beras di Merauke. Hal ini juga menandakan sinergi yang baik antara Bulog dan petani lokal dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan pasokan beras yang melimpah dari petani Merauke, Bulog bahkan telah menghentikan impor beras ke wilayah tersebut sejak Januari 2024.
Langkah Bulog ini memberikan dampak positif bagi perekonomian petani Merauke. Pembelian beras dengan harga Rp12.000 per kilogram memberikan jaminan harga yang stabil dan menguntungkan bagi para petani. Hal ini mendorong peningkatan produksi dan kesejahteraan petani di wilayah tersebut. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Bulog Merauke: Distribusi Beras dan Target ke Depan
Beras sebanyak 3.825 ton yang telah dibeli Bulog Merauke tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di wilayah setempat. Bulog mendistribusikan beras tersebut ke berbagai wilayah di Papua, termasuk Timika, Sorong, dan Jayapura. Rata-rata, Bulog Merauke menyerap 50 ton beras setiap harinya dari 23 mitra petani yang telah bekerja sama.
Meskipun kapasitas gudang Bulog Merauke terbatas, hanya mampu menampung 14.200 ton beras, hal ini tidak menjadi kendala berarti. Bulog menerapkan sistem distribusi yang efisien untuk memastikan beras sampai ke tujuan dengan tepat waktu. Sistem ini menjamin ketersediaan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional.
Ke depan, Bulog menargetkan pembelian beras dari petani Merauke akan terus meningkat. Untuk tahun 2025, Bulog menargetkan pembelian hingga 19.560 ton beras. Target ini menunjukkan optimisme Bulog terhadap potensi produksi beras di Merauke dan komitmen untuk terus memberdayakan petani lokal.
Kepala Divisi Regional Bulog Papua dan Papua Barat, Ahmad Mustari, menyatakan bahwa penghentian impor beras ke Merauke sejak Januari 2024 menunjukkan hasil yang positif. "Untuk sementara Bulog tidak memasok beras dari luar ke Merauke karena produksi petani setempat cukup melimpah," ujar Ahmad Mustari.
Dampak Positif bagi Petani dan Ketahanan Pangan
Program Bulog ini memberikan dampak yang signifikan bagi petani Merauke. Pembelian beras dengan harga yang stabil memberikan kepastian pendapatan bagi para petani. Hal ini mendorong mereka untuk meningkatkan produksi dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Selain itu, program ini juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan perekonomian daerah. Dengan adanya jaminan pasar yang jelas, petani termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi beras mereka. Ini merupakan contoh nyata bagaimana program pemerintah dapat memberdayakan petani dan meningkatkan ketahanan pangan.
Keberhasilan Bulog dalam menyerap beras dari petani Merauke menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi beras. Dengan dukungan pemerintah dan kerja sama yang baik antara Bulog dan petani, ketahanan pangan nasional dapat terus ditingkatkan.
Ke depan, diharapkan program serupa dapat diterapkan di daerah lain di Indonesia untuk memberdayakan petani dan meningkatkan produksi pangan lokal. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.