Bulog Sultra Lampaui Target Serap Beras Petani: 33 Ribu Ton di 2024
Bulog Sulawesi Tenggara berhasil menyerap 33 ribu ton beras petani sepanjang 2024, melampaui target awal 25 ribu ton dan menjamin harga jual tetap stabil.
Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil menyerap beras petani hingga 33 ribu ton sepanjang tahun 2024. Capaian ini melampaui target awal yang ditetapkan sebesar 25 ribu ton.
Kepala Bulog Kanwil Sultra, Siti Mardati Saing, mengumumkan keberhasilan ini di Kendari. Ia menyatakan rasa syukur atas pencapaian yang signifikan tersebut. Penyerapan beras dilakukan di berbagai daerah penghasil padi, termasuk Konawe dan Konawe Selatan.
Strategi Bulog Sultra
Keberhasilan ini merupakan buah dari strategi Bulog Sultra dalam menyerap hasil panen petani. Selain beras, Bulog juga aktif menyerap gabah, baik basah maupun giling. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat penyerapan hasil panen dan mencegah penurunan harga gabah di bawah harga pokok penjualan (HPP).
Harga Pembelian Gabah
Pemerintah telah menetapkan harga pembelian gabah kering panen (GKP) dari petani sebesar Rp6.500 per kg, dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%. Harga GKP di penggilingan ditetapkan sebesar Rp6.700 per kg dengan kualitas yang sama. Sementara itu, harga gabah kering giling (GKG) di penggilingan mencapai Rp8.000 per kg, dengan kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 13%.
Meskipun harga sudah ditetapkan, Siti Mardati Saing mengingatkan bahwa harga gabah di lapangan dapat berfluktuasi tergantung kualitas, kadar air, dan kadar hampa. Bulog berkomitmen untuk tetap menyerap gabah petani sesuai standar kualitas yang telah ditentukan.
Target 2025
Untuk tahun 2025, Bulog Sultra menargetkan penyerapan beras petani sebanyak 35 ribu ton. Hal ini menunjukkan komitmen Bulog untuk terus mendukung petani dan menjamin ketersediaan beras di Sulawesi Tenggara.
Kesimpulan
Penyerapan beras oleh Bulog Sultra melampaui target di tahun 2024, menunjukkan keberhasilan dalam menjaga stabilitas harga dan mendukung petani. Program ini akan berlanjut di tahun 2025 dengan target yang lebih tinggi, menandakan komitmen yang kuat dalam menjaga ketahanan pangan di Sulawesi Tenggara.