Celios Usul Program MBG Berbasis Target: Lebih Hemat dan Tepat Sasaran
Celios menyarankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diubah menjadi skema berorientasi target untuk efisiensi anggaran dan memastikan bantuan tepat sasaran kepada kelompok rentan.
![Celios Usul Program MBG Berbasis Target: Lebih Hemat dan Tepat Sasaran](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000112.464-celios-usul-program-mbg-berbasis-target-lebih-hemat-dan-tepat-sasaran-1.jpg)
Jakarta, 10 Februari 2024 - Center of Economics and Law Studies (Celios) merekomendasikan perubahan pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar lebih efektif dan efisien. Alih-alih menyalurkan bantuan kepada semua orang, Celios mengusulkan skema berorientasi target (targeted approach) yang memprioritaskan kelompok masyarakat rentan dan termarjinalkan. Hal ini diungkapkan oleh Peneliti Celios, Bara M. Setiadi, dalam keterangan pers di Jakarta.
Usulan Skema MBG yang Lebih Tepat Sasaran
Menurut Bara, "Bantuan seharusnya diprioritaskan untuk mereka yang benar-benar membutuhkan, bukan sekadar disalurkan secara merata." Celios mengusulkan agar MBG difokuskan pada anak-anak yang mengalami malnutrisi, ibu hamil, keluarga dengan penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan, dan masyarakat di wilayah rawan malnutrisi. Dengan pendekatan ini, bantuan akan lebih tepat sasaran dan meminimalkan pemborosan.
Studi Celios menunjukkan bahwa skema targeted approach ini jauh lebih hemat. Dengan anggaran sekitar Rp117,93 triliun per tahun, skema ini jauh lebih efisien dibandingkan perkiraan anggaran pemerintah sebesar Rp400 triliun. Hal ini berarti terdapat potensi penghematan sebesar Rp282,07 triliun.
Efisiensi Anggaran untuk Program Sosial Lainnya
Penghematan anggaran dari skema MBG yang lebih efisien ini, menurut Celios, dapat dialokasikan untuk meningkatkan program sosial lainnya. Potensi penghematan sebesar Rp282,07 triliun dapat digunakan untuk berbagai program, seperti peningkatan Program Keluarga Harapan (PKH), Program Indonesia Pintar (PIP), dan beasiswa kuliah.
Lebih lanjut, Celios juga mengusulkan agar dana tersebut dialokasikan untuk peningkatan Bantuan Subsidi Upah (BSU), subsidi tiket KRL, peningkatan BPJS Kesehatan, subsidi pupuk, dan pelunasan tunggakan tunjangan kinerja dosen ASN. Rincian alokasi dana tersebut mencakup tambahan Rp30,37 triliun untuk PKH, Rp13,71 triliun untuk PIP, Rp14,49 triliun untuk beasiswa kuliah, Rp4,98 triliun untuk BSU, Rp1,80 triliun untuk subsidi KRL, Rp47,21 triliun untuk BPJS Kesehatan, Rp54,86 triliun untuk subsidi pupuk, dan Rp5,7 triliun untuk pelunasan tunggakan tunjangan kinerja dosen.
Kesimpulan: Efisiensi dan Efektivitas MBG
Kesimpulannya, Celios menekankan pentingnya menerapkan skema MBG yang berorientasi target. Dengan pendekatan ini, pemerintah dapat memastikan bantuan tepat sasaran, mengoptimalkan penggunaan anggaran, dan secara signifikan meningkatkan kesejahteraan masyarakat rentan. Penghematan yang dihasilkan dapat dialokasikan untuk memperkuat program sosial lainnya, menciptakan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
Dengan mengadopsi skema yang diusulkan Celios, pemerintah dapat mencapai efisiensi anggaran yang signifikan sambil memastikan bahwa bantuan sosial benar-benar sampai kepada mereka yang paling membutuhkannya. Hal ini akan meningkatkan efektivitas program MBG dan berkontribusi pada pengurangan angka malnutrisi di Indonesia.