Dinkes Pelalawan Gencar Berantas DBD, Kasus Meningkat di 2024
Dinas Kesehatan Pelalawan meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) setelah kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat pada tahun 2024, dengan total 82 kasus di berbagai wilayah.
![Dinkes Pelalawan Gencar Berantas DBD, Kasus Meningkat di 2024](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/090017.895-dinkes-pelalawan-gencar-berantas-dbd-kasus-meningkat-di-2024-1.jpg)
Kabupaten Pelalawan, Riau, kembali menghadapi tantangan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pelalawan gencar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai respons terhadap peningkatan jumlah penderita DBD di tahun 2024. Data yang cukup mengkhawatirkan ini mendorong langkah-langkah pencegahan yang lebih intensif untuk melindungi masyarakat.
Meningkatnya Kasus DBD di Pelalawan
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinkes Pelalawan, sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 82 warga Kabupaten Pelalawan terjangkit DBD. Angka ini tersebar di berbagai wilayah, dengan Puskesmas Pangkalan Kerinci mencatat kasus terbanyak yaitu 55 orang. Puskesmas Bandar Seikijang melaporkan 8 kasus, Puskesmas Pelalawan 1 kasus, Puskesmas Pangkalan Kuras 2 kasus, Puskesmas Bandar Petalangan 3 kasus, dan Puskesmas Ukui 2 kasus. Peningkatan kasus ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya menjadi perhatian serius bagi pihak Dinkes.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pelalawan, Aulia, menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD ini mendorong perlunya peningkatan upaya PSN. "Upaya untuk menekan penyebaran penyakit DBD terus dilakukan, di antaranya dengan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk," kata Aulia dalam keterangan resminya.
Strategi Pemberantasan Sarang Nyamuk
Dinkes Pelalawan tidak hanya berfokus pada penanganan kasus, tetapi juga pada pencegahan. Strategi PSN yang digencarkan meliputi penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, penggunaan abate untuk membunuh jentik nyamuk, dan fogging di daerah yang teridentifikasi sebagai zona rawan DBD. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara-cara sederhana namun efektif untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti juga gencar dilakukan.
Meskipun hingga 7 Februari 2025 belum tercatat kasus baru, Dinkes Pelalawan tetap waspada. Aulia menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat mengingat cuaca yang tidak menentu. "Namun mengingat cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini, kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sehingga populasi nyamuk DBD berkurang," imbau Aulia.
Pentingnya Peran Masyarakat
Suksesnya upaya pemberantasan DBD tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah, tetapi juga peran aktif masyarakat. Masyarakat diimbau untuk rutin membersihkan lingkungan sekitar rumah, memantau keberadaan genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, dan segera melaporkan jika ada warga yang menunjukkan gejala DBD. Kerja sama yang baik antara Dinkes dan masyarakat sangat krusial dalam menekan angka kasus DBD di Kabupaten Pelalawan.
Langkah-langkah pencegahan yang proaktif dan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan menjadi kunci utama dalam memutus rantai penyebaran penyakit DBD. Dengan komitmen bersama, diharapkan kasus DBD di Kabupaten Pelalawan dapat ditekan dan kesehatan masyarakat tetap terjaga.
Kesimpulan
Peningkatan kasus DBD di Kabupaten Pelalawan pada tahun 2024 menjadi alarm bagi Dinkes dan masyarakat. Upaya pemberantasan sarang nyamuk yang intensif, dibarengi dengan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan mampu mencegah peningkatan kasus di masa mendatang. Kebersihan lingkungan dan kewaspadaan tetap menjadi kunci utama dalam menanggulangi penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini.