Disdagkop Kubar Petakan Keterampilan Pengukir untuk Lestarikan Budaya Lokal
Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kutai Barat memetakan keterampilan para pengukir untuk melestarikan warisan budaya lokal dan memastikan regenerasi para pengrajin.

Kutai Barat, Kalimantan Timur - Dalam upaya melestarikan warisan budaya lokal, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop UKM) Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, melakukan pemetaan keterampilan para pengukir. Pemetaan ini mencakup berbagai tingkatan kemampuan, mulai dari dasar hingga mahir. Inisiatif ini diumumkan pada Senin, 17 Februari 2024.
Melindungi Warisan Budaya Kutai Barat
Sekretaris Disdagkop UKM Kubar, Godefridus, menjelaskan pentingnya langkah ini. "Untuk mempertahankan kearifan lokal tetap terjaga, diperlukan upaya pelestarian ukir secara nyata, baik dari pengukir sendiri maupun melalui kebijakan pemerintah," ujarnya. Pemetaan ini bukan hanya sekadar mendata jumlah pengukir, tetapi juga mengidentifikasi tingkat keahlian masing-masing, meliputi keterampilan dasar, terampil, dan mahir. Hal ini dinilai krusial untuk menjaga kelangsungan seni ukir dan dampak ekonomi, sosial, serta budaya yang menyertainya.
Godefridus mengakui bahwa jumlah pengukir di Kubar semakin berkurang. Dahulu, hampir setiap kampung memiliki generasi yang terampil mengukir. Namun, kini jumlahnya menipis. Oleh karena itu, perhatian khusus diberikan pada perkembangan seni ukir ini.
Regenerasi dan Pelatihan
Meskipun demikian, masih ada beberapa kampung yang menunjukkan upaya regenerasi, salah satunya Kampung Tering Baru di Kecamatan Tering. Disdagkop UKM Kubar telah mengambil langkah proaktif dengan menyelenggarakan pelatihan mengukir di Kampung Engkuni Pasek pada tahun 2024. Ke depannya, pelatihan serupa akan dilakukan di Kampung Tering Baru, dengan pembagian kelas berdasarkan tingkat keahlian peserta.
Pelatihan ini dirancang untuk memastikan regenerasi para pengukir dan menjaga eksistensi seni ukir di Kubar. Godefridus menekankan pentingnya mempertahankan ciri khas dan motif ukiran di setiap kampung. "Mari pertahankan ciri khas dan motif ukiran di kampung masing-masing karena hal ini merupakan kekayaan yang tak ternilai, sekaligus menjadi identitas warisan budaya leluhur agar mudah dikenal oleh masyarakat luar," ajaknya.
Seni Ukir: Lebih dari Sekadar Penghasilan
Seni ukir di Kubar bukan hanya sekadar sumber penghasilan, tetapi juga merupakan kebanggaan budaya dan warisan turun-temurun. Keahlian ini perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi muda di setiap kampung. Melalui pemetaan keterampilan dan pelatihan yang berkelanjutan, Disdagkop UKM Kubar berharap dapat melestarikan seni ukir dan kearifan lokal Kutai Barat untuk generasi mendatang.
Dengan adanya pemetaan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat memberikan dukungan yang lebih terarah dan efektif bagi para pengukir, baik dalam bentuk pelatihan, akses pasar, maupun bantuan permodalan. Langkah ini merupakan upaya konkret untuk menjaga kelestarian warisan budaya Kutai Barat dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal.