DKI Jakarta Tambah 25 Unit Bus Sekolah Disabilitas, Fasilitas Canggih untuk Aksesibilitas Penuh
Pemprov DKI Jakarta menambah 25 unit bus sekolah disabilitas dengan fasilitas canggih seperti platform hidrolik dan lantai taktil, memastikan aksesibilitas penuh bagi pelajar.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi pelajar penyandang disabilitas. Sebanyak 25 unit bus sekolah khusus disabilitas akan ditambahkan pada tahun ini. Penambahan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyediakan fasilitas transportasi yang inklusif dan memadai.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menyatakan bahwa penambahan armada ini akan melengkapi lima unit bus yang sudah beroperasi. Inisiatif ini disampaikan dalam sebuah talkshow bertema "Peta Strategis 5 Abad Jakarta Menuju Top 50 Global City 2029" di Balai Kota Jakarta. Langkah ini menegaskan visi Jakarta sebagai kota global yang peduli terhadap seluruh warganya.
Bus-bus baru ini dirancang dengan berbagai fasilitas khusus yang memudahkan mobilitas, terutama bagi pengguna kursi roda dan tunanetra. Tujuannya adalah memastikan setiap pelajar disabilitas dapat mengakses pendidikan dengan lebih mudah dan nyaman. Program ini diharapkan dapat mengurangi kendala transportasi yang sering dihadapi oleh siswa berkebutuhan khusus.
Peningkatan Armada dan Fasilitas Unggulan Bus Sekolah Disabilitas
Penambahan 25 unit bus sekolah disabilitas ini akan secara signifikan meningkatkan kapasitas layanan transportasi khusus di Ibu Kota. Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah mengoperasikan lima unit bus serupa sejak Januari 2024. Dengan penambahan ini, total armada akan mencapai 30 unit, mendekati target kebutuhan 80 unit bus secara bertahap.
Setiap unit bus dilengkapi dengan fasilitas canggih yang mendukung aksesibilitas penuh bagi penggunanya. Salah satu fitur utama adalah sistem platform hidrolik yang memudahkan pengangkatan kursi roda ke dalam bus. Ini memastikan pengguna kursi roda dapat masuk dan keluar bus tanpa hambatan berarti.
Di dalam bus, tersedia ruang khusus untuk menampung tujuh penumpang dengan kursi roda, serta sepuluh tempat duduk reguler. Selain itu, terdapat ruang berdiri yang cukup untuk 19 penumpang, memaksimalkan kapasitas angkut. Untuk keamanan, bus dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV) yang memantau seluruh aktivitas di dalam kendaraan.
Fasilitas lain yang sangat penting adalah lantai taktil, yang berfungsi sebagai panduan jalan bagi siswa tunanetra. Fitur ini dirancang untuk memberikan kemandirian dan keamanan bagi siswa dengan gangguan penglihatan saat bergerak di dalam bus. Seluruh desain bus berfokus pada kenyamanan dan keselamatan maksimal bagi pelajar disabilitas.
Prioritas Rute dan Klasterisasi Layanan Transportasi Inklusif
Penentuan rute bus sekolah disabilitas tidak dilakukan secara acak, melainkan berdasarkan kebutuhan prioritas. Dinas Perhubungan DKI Jakarta memilih rute-rute yang melewati lokasi Sekolah Luar Biasa (SLB) dan mempertimbangkan jumlah siswa yang membutuhkan akses bus. Pendekatan ini memastikan layanan tepat sasaran dan efisien.
Beberapa rute yang telah ditetapkan meliputi Rorotan-Marunda, yang melewati SLB Negeri 8, serta Plumpang-Kemayoran yang melayani SLB Negeri 9. Selain itu, terdapat rute Kalideres-YPAC Jakarta, Muara Baru-YPAC Jakarta, dan Lubang Buaya-YPAC Jakarta. Prioritas diberikan pada sekolah dan area dengan konsentrasi siswa disabilitas tinggi.
Syafrin Liputo menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta memprioritaskan pelayanan ke sekolah-sekolah yang paling membutuhkan. Ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung pendidikan inklusif melalui penyediaan sarana transportasi yang memadai. Layanan ini akan terus dievaluasi dan ditingkatkan seiring berjalannya waktu.
Untuk masyarakat umum penyandang disabilitas yang juga membutuhkan layanan transportasi serupa, Pemprov DKI Jakarta berencana melakukan klasterisasi. Identifikasi kebutuhan akan dilakukan untuk menentukan titik-titik layanan terdekat. Ini termasuk kemungkinan penempatan bus stop atau halte sementara, memastikan layanan bus sekolah disabilitas dapat diperluas secara bertahap untuk kepentingan publik yang lebih luas.