DLH Kotim Galakkan Gerakan Lebaran Minim Sampah: Tekan Lonjakan Sampah saat Idul Fitri
Dinas Lingkungan Hidup Kotim menggalakkan Gerakan Lebaran Minim Sampah untuk mengurangi lonjakan sampah selama Idul Fitri 1446 H, mengingat tingginya produksi sampah rumah tangga di Kotim yang mencapai 140 ton per hari.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, meluncurkan Gerakan Lebaran Minim Sampah. Gerakan ini bertujuan untuk menekan lonjakan produksi sampah yang biasanya terjadi selama perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh tingginya volume sampah rumah tangga di Kotim, yang mencapai 140 ton per hari, melebihi kapasitas pengangkutan sampah yang hanya 83 ton per hari.
Pelaksana Tugas Kepala DLH Kotim, Marjuki, mengajak seluruh lapisan masyarakat, instansi pemerintahan, dan pelaku usaha untuk berpartisipasi aktif dalam mengurangi produksi sampah. "Kami berharap dukungan semua pihak, mulai dari masyarakat, instansi, tempat usaha dan kegiatan lainnya agar produksi sampah bisa berkurang. Ini demi kepentingan kita bersama," ujar Marjuki di Sampit, Rabu (19/3).
Ajakan ini sejalan dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 02 tahun 2024. Surat edaran tersebut menekankan pentingnya pengendalian sampah selama Hari Raya Idul Fitri untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
Gerakan Lebaran Minim Sampah: Solusi Mengurangi Timbunan Sampah
Marjuki menjelaskan bahwa peningkatan jumlah sampah selama Idul Fitri disebabkan oleh meningkatnya penggunaan barang dan kemasan sekali pakai yang sulit didaur ulang. Untuk mengatasi hal ini, DLH Kotim mendorong masyarakat untuk menggunakan barang dan perlengkapan yang dapat digunakan kembali. Hal ini dinilai penting untuk mengelola sampah pasca perayaan dengan lebih baik.
Pengendalian sampah selama Idul Fitri perlu dilakukan secara intensif, efektif, dan efisien di berbagai lokasi publik, seperti tempat perayaan, tempat wisata, jalur perjalanan, dan tempat-tempat strategis lainnya. DLH Kotim menekankan pentingnya komitmen dan peran aktif semua pihak dalam mengurangi dan menangani sampah agar tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Marjuki menambahkan bahwa jumlah sampah rumah tangga di Kotim yang mencapai 140 ton per hari sudah melampaui kapasitas pengangkutan sampah. "Kami meminta kesadaran masyarakat dan semua pihak untuk membantu, dengan cara mengurangi produksi sampah rumah tangga. Tanpa dukungan dan kepedulian masyarakat, tentu akan sulit mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, indah dan nyaman," tegas Marjuki.
Langkah Konkret Mengurangi Sampah Lebaran
Untuk mendukung Gerakan Lebaran Minim Sampah, DLH Kotim merekomendasikan beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan masyarakat. Masyarakat diimbau untuk meminimalisir penggunaan kemasan plastik sekali pakai, membawa tas belanja sendiri saat berbelanja, dan memilah sampah organik dan anorganik.
Selain itu, masyarakat juga didorong untuk memanfaatkan kembali barang-barang yang masih layak pakai, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan daur ulang sampah. DLH Kotim juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Dengan kerjasama dan kesadaran seluruh pihak, diharapkan Gerakan Lebaran Minim Sampah di Kotim dapat berjalan efektif dan mampu mengurangi dampak lingkungan akibat peningkatan volume sampah selama Idul Fitri. DLH Kotim berkomitmen untuk terus berupaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat Kotim.
Salah satu strategi yang akan dijalankan adalah dengan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk komunitas peduli lingkungan, organisasi masyarakat, dan sektor swasta. Kerja sama ini akan difokuskan pada kegiatan edukasi, sosialisasi, dan pengadaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai.
Kesimpulan
Gerakan Lebaran Minim Sampah yang digagas oleh DLH Kotim merupakan langkah penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan di Kabupaten Kotim. Kesuksesan gerakan ini sangat bergantung pada partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Dengan mengurangi produksi sampah dan menerapkan pengelolaan sampah yang baik, diharapkan Kotim dapat merayakan Idul Fitri dengan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman.