Mudik Minim Sampah: DLH Kulon Progo Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan Lingkungan
Dinas Lingkungan Hidup Kulon Progo mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah saat mudik Lebaran dengan membawa wadah makan sendiri dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan mudik minim sampah pada Lebaran tahun ini. Ajakan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya volume sampah selama periode libur Lebaran. Gerakan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi dampak buruk sampah terhadap ekosistem.
Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Persampahan dan Pertamanan DLH Kulon Progo, Ade Wahyudiyanto, menyampaikan imbauan tersebut pada Rabu, 26 Maret 2025. Ia menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengurangi sampah plastik sekali pakai dengan membawa wadah makan dan minum sendiri dari rumah. Langkah ini dinilai efektif untuk menekan jumlah sampah yang dihasilkan selama periode mudik Lebaran.
Imbauan ini sejalan dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2025 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Edaran tersebut berisi himbauan untuk meminimalisir sampah, khususnya sampah plastik, selama periode liburan. DLH Kulon Progo berupaya untuk mensosialisasikan edaran ini kepada masyarakat luas agar gerakan mudik minim sampah dapat berjalan efektif.
Gerakan Mudik Minim Sampah: Langkah-Langkah Sederhana untuk Lingkungan Bersih
Salah satu jenis sampah yang umum ditemukan selama periode Lebaran adalah sampah organik, seperti sisa makanan dan sampah dapur. Selain itu, sampah anorganik berupa plastik, kertas, dan kaleng juga menjadi permasalahan. Untuk mengatasi hal ini, masyarakat diimbau untuk melakukan beberapa langkah sederhana, antara lain:
- Tidak menggunakan plastik sekali pakai
- Membawa wadah makan dan minum sendiri (tumbler atau botol minum)
- Membawa tas belanja guna ulang
- Memilah sampah sesuai jenisnya
- Tidak menyisakan makanan
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, diharapkan jumlah sampah yang dihasilkan selama mudik Lebaran dapat diminimalisir. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan gerakan ini.
Shalat Id Minim Sampah: Menjaga Kebersihan Tempat Ibadah
Tidak hanya saat perjalanan mudik, DLH Kulon Progo juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan prinsip ‘minim sampah’ saat melaksanakan Shalat Id. Masyarakat dihimbau untuk membawa peralatan shalat sendiri dari rumah, seperti sajadah, dan menghindari penggunaan koran atau bahan sekali pakai lainnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan keindahan tempat ibadah.
"Mari mengelola sampah pada perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 H dengan baik dan semangat untuk menjaga lingkungan hidup yang bersih dan sehat," ajak Ade Wahyudiyanto.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, baik di tempat wisata maupun di tempat ibadah selama periode Lebaran.
Antisipasi Penumpukan Sampah: Tim Pemantauan DLH Kulon Progo
Untuk mengantisipasi penumpukan sampah selama arus mudik dan balik Lebaran, DLH Kulon Progo telah membentuk tim pemantauan dan pengawasan. Tim ini bertugas untuk menangani potensi penumpukan sampah di area-area tertentu yang membutuhkan penanganan segera. Keberadaan tim ini diharapkan dapat memastikan kebersihan lingkungan tetap terjaga selama periode liburan.
"Untuk mengantisipasi adanya penumpukan sampah di area tertentu yang harus segera ditangani selama masa arus mudik dan arus balik Lebaran," kata Ade Wahyudiyanto.
Dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan gerakan mudik minim sampah di Kulon Progo dapat berjalan lancar dan efektif, menciptakan suasana Lebaran yang bersih dan nyaman.
Gerakan ini tidak hanya sekadar mengurangi sampah, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Semoga melalui langkah-langkah sederhana ini, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih lestari.