DLH Kotim Gunakan Ekskavator untuk Urai Penumpukan Sampah di TPA
Dinas Lingkungan Hidup Kotim meminjam ekskavator untuk mengatasi penumpukan sampah di TPA akibat kerusakan akses jalan selama musim hujan, guna mengoptimalkan pengelolaan sampah dan kelancaran pengangkutan dari depo sampah.

Sampit, Kalimantan Tengah, 21 Maret 2024 - Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, menjadi masalah serius yang tengah diatasi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. Akibat kerusakan akses jalan di TPA selama musim hujan, truk pengangkut sampah kesulitan menjangkau lokasi pembuangan. Untuk mengatasi hal ini, DLH Kotim mengambil langkah inovatif dengan meminjam ekskavator dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di sejumlah kecamatan.
Pelaksana Tugas Kepala DLH Kotim, Marjuki, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi TPA. "Saat ini yang paling dikeluhkan adalah tumpukan sampah di TPA. Kita berupaya sebelum hari raya agar tidak terus menumpuk di TPA," ujarnya di Sampit, Jumat.
Luas area TPA yang mencapai 68 hektare dan terbagi dalam beberapa blok, menjadi tantangan tersendiri. Kondisi jalan yang rusak akibat hujan membuat sebagian area TPA tidak dapat diakses oleh truk sampah. Oleh karena itu, selain penataan depo sampah, DLH Kotim juga fokus membenahi pengelolaan TPA agar lebih optimal.
Mengatasi Penumpukan Sampah dengan Ekskavator
Terbatasnya alat berat yang dimiliki DLH Kotim dan kerusakan beberapa alat yang ada, menjadi kendala utama dalam mengurai penumpukan sampah. Jika dibiarkan, penumpukan sampah akan semakin parah dan sulit diatasi. Sebagai solusi jangka pendek, DLH Kotim mengambil inisiatif meminjam ekskavator dari BPP di 17 kecamatan. Ekskavator multifungsi ini biasanya digunakan untuk pertanian, namun juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti pemeliharaan jalan dan pengairan.
Marjuki menjelaskan rencana peminjaman alat berat tersebut. "Mungkin dalam satu atau dua hari ini akan diteken suratnya, kita akan pinjam dulu alat pertanian yaitu ekskavator di kecamatan untuk dibawa ke TPA. Saya ajukan pinjam minimal dua unit, kalau bisa lebih. Kita pinjam dulu karena alat kita di TPA sering rusak," jelasnya.
Peminjaman ekskavator diharapkan dapat membantu mengurai tumpukan sampah di titik-titik yang mudah diakses. Dengan demikian, TPA dapat dioptimalkan dan pengangkutan sampah dari delapan depo sampah di Sampit dapat berjalan lebih lancar.
Optimalisasi Pengelolaan TPA Kotim
DLH Kotim menyadari pentingnya optimalisasi pengelolaan TPA untuk mengatasi masalah sampah di Kotim. Langkah peminjaman ekskavator merupakan upaya jangka pendek untuk mengatasi penumpukan sampah yang ada. Ke depannya, DLH Kotim berencana untuk melakukan perbaikan infrastruktur di TPA, termasuk perbaikan jalan akses menuju lokasi pembuangan sampah.
Selain itu, DLH Kotim juga akan meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk masyarakat, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Upaya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat akan terus dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA.
Dengan adanya perbaikan infrastruktur dan peningkatan kesadaran masyarakat, diharapkan pengelolaan sampah di Kotim dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Hal ini akan berdampak positif terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
DLH Kotim berharap upaya ini dapat mengatasi permasalahan sampah di TPA dan meningkatkan kinerja pengolahan sampah di Kabupaten Kotawaringin Timur. Peminjaman ekskavator ini menjadi solusi sementara sambil menunggu perbaikan alat berat yang dimiliki dan perbaikan infrastruktur di TPA.
Dengan terurainya tumpukan sampah, diharapkan pengangkutan sampah dari delapan depo sampah di Sampit dapat berjalan lebih lancar dan optimal. Hal ini akan berdampak pada kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat di Kotim.
Harapan Kedepan
Marjuki berharap, upaya meminjam ekskavator ini dapat membantu mengurai dan menata tumpukan sampah di TPA. Dengan begitu, pengangkutan sampah dari delapan depo sampah di Sampit dapat semakin lancar saat dibuang di TPA tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya jangka pendek untuk mengatasi masalah sampah di Kotim, sementara solusi jangka panjang terus diupayakan.