DPRD Surabaya Dorong Keberlangsungan Urban Farming di Kampung Ijo, Butuh Dukungan Pemkot
Wakil Ketua DPRD Surabaya mendorong pengembangan urban farming di seluruh kampung untuk ketahanan pangan, namun warga Kampung Ijo Kendangsari mengeluhkan kurangnya dukungan Pemkot Surabaya.

Surabaya, 24 Februari 2024 (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah, mendorong pengembangan program urban farming di seluruh kampung di Surabaya. Program ini dinilai penting untuk meningkatkan ketahanan pangan, mewujudkan kemandirian pangan, dan menciptakan lingkungan kampung yang asri. Laila mencontohkan Kampung Kendangsari Gang 1, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, yang telah sukses menerapkan urban farming, menghasilkan berbagai sayuran seperti sawi, kangkung, brokoli, selada, tomat, dan cabai untuk kebutuhan warga dan dijual ke warung-warung sekitar.
Namun, keberhasilan Kampung Ijo Kendangsari, yang telah berjalan selama lima tahun, kini terancam. Produksi sayuran mengalami penurunan signifikan. Pada awal program sekitar tahun 2020, panen sekali bisa menghasilkan omset hingga Rp7 juta. Saat ini, jumlah titik hidroponik berkurang dari 25 menjadi 12 titik, totalnya hanya 2.000 lubang hidroponik. Penurunan ini disebabkan berbagai faktor, termasuk kurangnya dukungan optimal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Laila Mufidah mengapresiasi kemandirian warga Kampung Kendangsari dalam mengembangkan urban farming. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan dari Pemkot Surabaya agar program ini dapat berkelanjutan. Warga berharap Pemkot dapat membantu memperluas jaringan pemasaran, misalnya dengan menjalin kerjasama dengan hotel atau supermarket untuk menyerap hasil panen organik mereka. Minimnya dukungan ini membuat program urban farming di kampung tersebut terancam menyusut.
Tantangan Urban Farming di Kampung Ijo
Koordinator urban farming Kendangsari RT 01/RW 05, Wahyu Agustiana, mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi. Hujan berkepanjangan menjadi salah satu kendala utama, terutama bagi sistem hidroponik yang rentan terhadap hujan langsung. Warga membutuhkan mini greenhouse untuk melindungi tanaman. Selain itu, biaya produksi juga meningkat, terutama biaya listrik untuk mengoperasikan pompa air pada sistem hidroponik. Warga berharap Pemkot dapat membantu menyediakan solar cell untuk efisiensi energi.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, warga tetap konsisten menjalankan program urban farming dengan memanfaatkan media pot dan hidroponik. Mereka memasarkan hasil panen melalui media sosial dan warung-warung terdekat. Branding online yang dilakukan warga membuat program urban farming Kendangsari cukup dikenal. Saat ini, terdapat 20 warga yang aktif berpartisipasi dalam kelompok tani Maju Bersama.
Warga Kendangsari telah berjuang selama lima tahun untuk mendukung program ketahanan pangan mandiri Surabaya. Namun, mereka merasa berjalan sendiri tanpa dukungan yang memadai dari Pemkot. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Laila Mufidah, yang menegaskan bahwa Pemkot harus hadir untuk memfasilitasi warga dan mendukung program ketahanan pangan mandiri ini.
Dukungan Pemkot Surabaya Diharapkan
Warga Kampung Ijo Kendangsari sangat membutuhkan dukungan Pemkot Surabaya dalam bentuk mini greenhouse untuk melindungi tanaman dari hujan dan solar cell untuk efisiensi energi. Laila Mufidah berharap Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Surabaya dapat memperhatikan kebutuhan warga ini. Sumber pendanaan dapat berasal dari APBD atau CSR perusahaan yang diarahkan ke Kampung Kendangsari.
Laila Mufidah menyayangkan jika dukungan Pemkot hanya diberikan saat acara seremoni atau kunjungan. Ia menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari Pemkot, baik berupa bantuan teknis maupun fasilitasi pemasaran. Pemkot juga didorong untuk mendata perusahaan-perusahaan yang dapat menyalurkan CSR mereka untuk mendukung program ketahanan pangan mandiri di kampung-kampung.
Dengan dukungan yang memadai, program urban farming di Kampung Ijo Kendangsari dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi kampung-kampung lain di Surabaya dalam mewujudkan ketahanan pangan dan lingkungan yang asri. Keberhasilan program ini akan memperkuat program ketahanan pangan mandiri di Kota Surabaya secara keseluruhan.