Fakta! 1,52% Pelajar Terlibat Narkoba, BNN NTT Kembangkan Soft Skill Guru untuk Tangkal Narkoba di Sekolah
BNN NTT tingkatkan ketahanan pelajar dari narkoba melalui pelatihan soft skill guru di Kupang. Angka 1,52% pelajar terlibat narkoba jadi perhatian serius.

Kupang, Nusa Tenggara Timur – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengambil langkah proaktif dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. BNN NTT kini fokus mengembangkan soft skill guru di sejumlah sekolah di Kota Kupang. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan sosial dan interpersonal para pendidik, yang pada gilirannya akan mendukung ketahanan diri pelajar terhadap ancaman narkoba yang semakin meresahkan.
Plt. Kepala BNN Provinsi NTT, Dominikus Tupen Sabon, mengungkapkan bahwa ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di kalangan pelajar semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, pelatihan pengembangan soft skill guru ini menjadi krusial. Program ini dirancang untuk membekali guru dengan keterampilan yang dibutuhkan agar dapat secara efektif meningkatkan ketahanan diri remaja anti narkoba, sehingga mereka tidak mudah terjerumus dalam lingkaran setan narkoba.
Data survei prevalensi Indonesia tahun 2023 menunjukkan angka yang mencengangkan, yakni 1,52 persen atau setara 312.000 orang pelajar/remaja terlibat penyalahgunaan narkoba. Ironisnya, sebagian besar perolehan narkoba berasal dari teman atau pacar, mencapai 84,1 persen. Situasi ini mendorong BNN NTT untuk memberikan penguatan dan pelatihan khusus kepada guru Bimbingan Konseling (BK) serta bidang kesiswaan, agar informasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) serta materi pengembangan soft skill dapat diteruskan secara masif di lingkungan sekolah.
Urgensi Peningkatan Ketahanan Remaja Terhadap Narkoba
Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar yang mencapai 1,52 persen merupakan alarm serius bagi masa depan generasi muda. Data ini menunjukkan bahwa ratusan ribu pelajar di Indonesia rentan terhadap bahaya narkoba, dengan lingkaran pertemanan menjadi salah satu jalur utama penyebarannya. Kondisi ini menuntut pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, terutama lingkungan pendidikan, untuk membangun benteng pertahanan yang kuat.
BNN Provinsi NTT melihat peran guru sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan ini. Guru yang memiliki soft skill mumpuni akan lebih mampu mengidentifikasi, mendampingi, dan memberikan edukasi yang tepat kepada para pelajar. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak pelajar yang terpapar informasi P4GN dan memiliki bekal untuk menolak ajakan penyalahgunaan narkoba.
Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang guru BK dan Bidang Kesiswaan yang berasal dari 10 sekolah di wilayah Kota Kupang. Jumlah peserta yang terbatas namun terfokus ini diharapkan dapat menciptakan agen-agen perubahan yang efektif di masing-masing institusi pendidikan. Mereka akan menjadi pionir dalam mengimplementasikan program anti narkoba di sekolah, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari pengaruh zat adiktif.
Materi Pelatihan dan Implementasi Soft Skill Guru
Dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh BNN NTT, para peserta mendapatkan edukasi mendalam dari sejumlah narasumber ahli. Materi yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting, mulai dari P4GN, pemahaman tentang adiksi, teknik deteksi dini dan konseling, hingga strategi membangun ketahanan diri remaja anti narkoba. Pembekalan komprehensif ini dirancang agar guru memiliki pemahaman yang utuh dan praktis dalam menghadapi isu narkoba di sekolah.
Selain teori, peserta juga mengikuti sesi praktik intensif untuk memperdalam kemampuan penyampaian tiga aspek pendukung ketahanan diri remaja anti narkoba. Ketiga aspek tersebut adalah:
- Perilaku Asertif: Kemampuan untuk menyatakan hak, pikiran, dan perasaan secara jujur dan tepat, tanpa melanggar hak orang lain. Ini penting agar pelajar berani menolak ajakan narkoba.
- Regulasi Diri: Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku secara efektif dalam berbagai situasi. Pelajar yang memiliki regulasi diri baik akan lebih mampu mengendalikan diri dari godaan narkoba.
- Reaching Out: Kemampuan untuk mencari dan menerima dukungan dari orang lain ketika menghadapi masalah. Ini mendorong pelajar untuk tidak sungkan mencari bantuan jika terjerat masalah narkoba atau melihat temannya terjerat.
Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP NTT, Lia Novika Ulya, mengapresiasi antusiasme para peserta pelatihan. Ia mendorong agar tindak lanjut dari kegiatan ini dapat segera dilaksanakan di sekolah masing-masing. Tujuannya adalah untuk mewujudkan “Sekolah Bersinar” (Bersih Narkoba) di Kota Kupang, sebuah visi yang menempatkan sekolah sebagai lingkungan yang benar-benar steril dari narkoba.
Harapan BNN NTT untuk Masa Depan Remaja
Dengan berakhirnya kegiatan pelatihan ini, BNN NTT menaruh harapan besar kepada para guru yang telah dibekali. Para guru diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter dan ketahanan diri remaja yang tangguh serta bersih dari pengaruh narkoba. Peran mereka tidak hanya sebatas pengajar, tetapi juga sebagai mentor dan pelindung bagi generasi muda.
Ilmu dan keterampilan yang didapat dari pelatihan ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi para guru dalam mendampingi generasi muda. BNN NTT berkomitmen untuk terus mendukung upaya ini demi mewujudkan masa depan yang sehat, cerdas, dan berintegritas bagi seluruh pelajar di Nusa Tenggara Timur. Langkah ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang bebas dari belenggu narkoba.