Fakta Menarik: BP Tapera Targetkan 350 Ribu Unit Rumah Subsidi, Turunkan Backlog Perumahan Nasional
BP Tapera berkomitmen menuntaskan target 350 ribu unit rumah subsidi tahun ini, berkontribusi signifikan dalam menurunkan angka backlog perumahan nasional. Bagaimana strategi mereka?

Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menegaskan komitmen kuatnya untuk merealisasikan target pembiayaan rumah subsidi sebanyak 350 ribu unit pada tahun 2025. Target ambisius ini merupakan bagian integral dari visi BP Tapera dalam mewujudkan kepemilikan rumah yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Komitmen ini disampaikan langsung oleh Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, di Jakarta pada Senin lalu. Heru menekankan pentingnya kolaborasi erat dengan seluruh mitra strategis untuk memastikan aksesibilitas rumah pertama bagi MBR. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian tujuan pemerintah dalam program perumahan rakyat.
Hingga 28 Juli 2025, realisasi pembiayaan rumah subsidi oleh BP Tapera telah mencapai 137.015 unit rumah. Penyaluran ini melibatkan nilai mencapai Rp17 triliun, menunjukkan progres signifikan dalam memenuhi kebutuhan hunian masyarakat. Data ini menjadi bukti nyata dari kerja keras dan sinergi yang telah terjalin.
Realisasi Pembiayaan dan Jaringan Kemitraan BP Tapera
Penyaluran pembiayaan rumah subsidi oleh BP Tapera dilakukan melalui kemitraan yang luas dan terstruktur. Sebanyak 38 bank penyalur berperan aktif dalam mendistribusikan dana kepada masyarakat yang membutuhkan. Jaringan ini memastikan bahwa program dapat menjangkau berbagai wilayah di Indonesia.
Selain itu, program ini melibatkan 6.896 pengembang yang bertanggung jawab membangun rumah subsidi di 10.321 lokasi. Lokasi-lokasi ini tersebar di 33 provinsi dan 388 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, mencerminkan jangkauan nasional dari inisiatif ini. Keterlibatan pengembang menjadi kunci dalam memastikan pasokan hunian yang memadai.
Heru Pudyo Nugroho menjelaskan bahwa BP Tapera dirancang sebagai badan yang menghimpun dan mengelola dana murah jangka panjang. Tujuan utamanya adalah mendukung pembiayaan perumahan rakyat secara berkelanjutan. Dengan dukungan dari 39 bank penyalur, 20 asosiasi pengembang, serta 7 manajer investasi, BP Tapera semakin optimistis dapat mempercepat pencapaian target pemerintah.
Dampak Terhadap Penurunan Backlog Perumahan Nasional
Upaya BP Tapera dan berbagai pihak terkait telah menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap penurunan angka backlog perumahan di Indonesia. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), tren penurunan ini terlihat jelas dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan ini menjadi indikator keberhasilan program perumahan nasional.
Pada tahun 2021, angka backlog rumah tangga berdasarkan kepemilikan mencapai 12,71 juta unit. Angka ini kemudian berhasil diturunkan menjadi 9,90 juta unit pada tahun 2023, menunjukkan progres yang substansial. Penurunan ini mencerminkan peningkatan akses masyarakat terhadap kepemilikan rumah.
Sementara itu, backlog berdasarkan kepenghunian juga mengalami penurunan yang menggembirakan. Dari 6,98 juta rumah tangga, angka ini turun menjadi 6,69 juta rumah tangga. Heru menekankan bahwa penurunan backlog ini tidak lepas dari sinergi kuat antara pemerintah pusat melalui dukungan anggaran, sektor perbankan dari sisi pembiayaan, pengembang dari sisi pasokan, dan tentu saja masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan hunian.
BP Tapera hadir sebagai pengelola dana dan demand aggregator yang secara aktif memperkuat ekosistem perumahan nasional. Peran ini krusial dalam menciptakan stabilitas dan keberlanjutan sektor perumahan. Dengan demikian, BP Tapera tidak hanya menyediakan pembiayaan tetapi juga menjadi katalisator bagi pertumbuhan sektor perumahan yang sehat dan inklusif.