Fakta Menarik: Distan Bekasi Intensifkan Program Pengendalian Hama Terpadu untuk Ketahanan Pangan Nasional
Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi gencar menerapkan Program Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) ramah lingkungan. Simak bagaimana upaya ini mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Pertanian (Distan) tengah mengintensifkan program penerapan pengendalian hama terpadu (PPHT). Inisiatif ini bertujuan untuk mewujudkan sektor pertanian yang berkelanjutan di wilayah tersebut, mengingat Kabupaten Bekasi merupakan salah satu lumbung padi nasional.
Program PPHT ini telah mulai diimplementasikan pada dua kelompok tani utama di Kabupaten Bekasi. Kelompok tani Sri Mekar di Desa Kertamukti, Kecamatan Cibitung, dan kelompok tani Cinta Makmur III di Desa Cibening, Kecamatan Setu, menjadi pionir dalam penerapan metode pertanian ramah lingkungan ini.
Kepala Distan Kabupaten Bekasi, Abdillah, menjelaskan bahwa program PPHT 2025 sudah diterapkan sejak tahun 2023. Pelaksanaannya mencakup seluruh proses pertanian, mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pengamatan pertumbuhan tanaman, hingga panen dan penghitungan produksi hasil panen.
Fokus dan Implementasi Program PPHT
Program Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam perlindungan tanaman pangan, khususnya padi sawah. Pendekatan ini mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan, dengan meminimalisir penggunaan pestisida kimia dan lebih mengutamakan pemanfaatan pupuk serta pestisida organik.
Kegiatan ini memberikan edukasi komprehensif kepada petani, mulai dari tahapan tanam hingga panen, dengan fokus utama pada pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pengendalian berbasis ramah lingkungan ini tidak hanya mampu melindungi kualitas lahan pertanian, tetapi juga berpotensi meningkatkan produktivitas hasil pertanian secara signifikan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Distan Kabupaten Bekasi, Eem Embang Lesmanasari, menjelaskan bahwa program PPHT dilaksanakan melalui enam kali pertemuan selama satu musim tanam di setiap kelompok tani. Pertemuan-pertemuan ini mencakup pengamatan hama, pemantauan perkembangan tanaman, dan penerapan teknik budidaya yang tepat.
Petani juga mendapatkan pendampingan langsung dari narasumber Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Provinsi Jawa Barat yang berpengalaman. Hasil dari penerapan program ini dievaluasi secara akurat melalui metode ubinan untuk mengukur produktivitas lahan.
Manfaat dan Dampak Positif Program
Program PPHT di Kabupaten Bekasi memiliki tiga sasaran utama yang saling berkaitan erat. Pertama, mengurangi penggunaan pestisida kimia demi menjaga kesehatan tanah dan lingkungan. Kedua, meningkatkan hasil panen dengan teknik budidaya yang tepat dan berkelanjutan. Ketiga, mendukung pertanian berkelanjutan sebagai bagian integral dari program nasional ketahanan pangan.
Sejak awal diterapkan pada tahun 2023, PPHT telah memberikan dampak positif yang nyata bagi para petani. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola lahan serta peningkatan hasil produksi menjadi bukti keberhasilan program ini. Petani menyambut baik inisiatif ini sebagai solusi efektif untuk menjaga kesehatan tanah dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui produktivitas yang lebih tinggi.
Dengan pendekatan ini, Distan Kabupaten Bekasi tidak hanya berupaya menjaga kualitas lingkungan, tetapi juga memastikan keberlanjutan produksi pangan. Harapannya, petani yang telah mendapatkan pendampingan mampu menerapkan pengendalian hama yang tepat dan membagikan pengetahuan ini kepada kelompok tani lain, sehingga memicu peningkatan keberlanjutan usaha tani dan ketahanan pangan secara lebih luas.
Visi Jangka Panjang dan Ketahanan Pangan
Distan Kabupaten Bekasi berkomitmen penuh untuk menjadikan program PPHT sebagai langkah penting dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Melalui metode yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, Kabupaten Bekasi diharapkan dapat terus berperan sebagai salah satu lumbung padi utama di Indonesia.
Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari peningkatan hasil panen, tetapi juga dari terciptanya ekosistem pertanian yang sehat dan lestari. Pendekatan holistik ini menjadi kunci untuk mencapai tujuan pertanian berkelanjutan dan memastikan ketersediaan pangan yang memadai bagi masyarakat.