Fakta Unik: 15 Ribu Laptop Sekolah Rakyat Disiapkan Pemerintah untuk Dukung Pendidikan Siswa Miskin
Pemerintah akan menyalurkan 15 ribu laptop untuk siswa Sekolah Rakyat. Apa tujuan utama di balik inisiatif besar pengadaan Laptop Sekolah Rakyat ini?

Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pendidikan anak bangsa, khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani baru-baru ini melakukan peninjauan langsung ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta. Kunjungan ini bertujuan memastikan operasional serta kelengkapan sarana dan prasarana yang digunakan para siswa.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos Saifullah Yusuf mengumumkan rencana besar penyaluran ribuan unit laptop kepada siswa Sekolah Rakyat. Sebanyak 15 ribu lebih laptop akan disiapkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di masing-masing sekolah. Tahap pertama penyaluran akan mencakup 9.700 unit laptop, yang diperkirakan akan diberikan pada akhir Agustus atau awal September mendatang.
Program ini merupakan inisiatif strategis dari Presiden Prabowo Subianto untuk membantu anak-anak dari keluarga miskin dan rentan miskin. Tujuannya adalah memutus mata rantai kemiskinan antar-generasi melalui akses pendidikan yang lebih baik. Setiap siswa direncanakan akan mendapatkan satu perangkat laptop untuk mendukung proses pembelajaran mereka secara optimal.
Transparansi dan Dukungan Anggaran Program Laptop Sekolah Rakyat
Mensos Saifullah Yusuf menegaskan bahwa proses pengadaan laptop untuk Sekolah Rakyat akan dilakukan secara transparan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan memastikan setiap anggaran dimanfaatkan secara maksimal. Komitmen terhadap akuntabilitas menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan program ini.
Dukungan finansial untuk program Sekolah Rakyat ini sangat besar, terlihat dari penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Fasilitas yang dinikmati siswa, mulai dari biaya listrik dan air asrama hingga peralatan belajar seperti laptop, seluruhnya didanai oleh negara. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam investasi jangka panjang pada sumber daya manusia.
Total anggaran yang dialokasikan untuk program Sekolah Rakyat mencapai Rp7 triliun. Dana ini tidak hanya dikelola oleh Kementerian Sosial, tetapi juga melibatkan kontribusi dari berbagai kementerian lain yang turut serta dalam program tersebut. Kolaborasi antar-kementerian memastikan program dapat berjalan komprehensif dan menyentuh berbagai aspek kebutuhan siswa.
Menkeu Sri Mulyani, yang baru pertama kali meninjau Sekolah Rakyat, juga turut berdialog dengan para siswa. Beliau menanyakan berbagai kegiatan dan rutinitas yang mereka lakukan di Sekolah Rakyat, membandingkannya dengan pengalaman sebelum bersekolah di sana. Interaksi ini memberikan gambaran langsung mengenai dampak positif program terhadap kehidupan siswa.
Ekspansi Sekolah Rakyat dan Dampak Jangka Panjang
Program Sekolah Rakyat tidak berhenti pada penyaluran laptop dan fasilitas yang ada saat ini. Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan rencana ekspansi besar-besaran untuk tahun depan. Pemerintah menargetkan akan ada penambahan hingga 200 Sekolah Rakyat baru di seluruh Indonesia, yang anggarannya sudah mulai disiapkan.
Rencana anggaran untuk ekspansi ini akan disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 15 Agustus mendatang dalam pidato APBN 2026. Pembahasan lebih lanjut akan dilakukan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ini menandakan komitmen berkelanjutan pemerintah untuk memperluas jangkauan program dan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas.
Inisiatif Sekolah Rakyat ini secara fundamental bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan antar-generasi. Dengan memberikan akses pendidikan berkualitas dan fasilitas pendukung seperti laptop, diharapkan siswa dapat memiliki bekal yang cukup untuk masa depan. Hal ini akan meningkatkan peluang mereka dalam meraih pekerjaan yang layak dan meningkatkan taraf hidup keluarga.
Program ini bukan hanya sekadar pemberian bantuan, melainkan investasi strategis dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Melalui pendidikan yang inklusif dan merata, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi penerus yang lebih cerdas, kompeten, dan mampu bersaing di era global. Dampak positifnya diharapkan akan terasa dalam jangka panjang, membawa perubahan signifikan bagi bangsa.