Fakta Unik Penanganan Banjir Desa Namo Sigi: BPBD Sulteng Petakan Area Terdampak dan Salurkan Bantuan
BPBD Sulteng bergerak cepat memetakan area terdampak banjir Desa Namo Sigi, sekaligus menyalurkan logistik vital. Simak detail penanganan dan data korban terkini!

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) menunjukkan respons cepat dalam menghadapi dampak banjir bandang yang melanda Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Tim BPBD tidak hanya fokus pada penyaluran bantuan logistik, tetapi juga melakukan pemetaan komprehensif terhadap area yang terdampak bencana. Langkah ini penting untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan memahami skala kerusakan yang terjadi di lapangan.
Kepala BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus, menegaskan bahwa seluruh logistik yang dibutuhkan korban telah tiba di posko lapangan, siap didistribusikan kepada masyarakat. Prioritas utama BPBD adalah keselamatan warga, sehingga evakuasi penduduk Desa Namo, termasuk kelompok rentan, telah berhasil dilakukan menuju titik aman. Posko lapangan dan pos pengungsian kini menjadi tempat berlindung bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Selain evakuasi dan distribusi bantuan, upaya pemulihan infrastruktur juga sedang berjalan intensif. Dua alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sigi dan BWS Sulawesi III terus bekerja membersihkan material lumpur dan kayu yang menutupi jalan Poros Palu-Kulawi. Meskipun akses jalan sudah terbuka, kebutuhan vital seperti air bersih untuk membersihkan rumah dan kebutuhan makan minum masih menjadi tantangan utama bagi warga terdampak.
Upaya Penanganan dan Pemulihan Pasca-Banjir
BPBD Sulawesi Tengah bersama berbagai pihak terkait telah mengintensifkan upaya penanganan pasca-banjir di Desa Namo, Sigi. Setelah sukses mengevakuasi seluruh warga, termasuk kelompok rentan, ke lokasi yang lebih aman, fokus kini beralih pada pemenuhan kebutuhan dasar. Posko lapangan yang didirikan menjadi pusat koordinasi penyaluran bantuan dan kegiatan pemulihan.
Pelayanan kesehatan menjadi salah satu prioritas utama di lokasi terdampak. Tim medis dari Puskesmas Kulawi dan Rumah Sakit Kauria telah mendirikan pos layanan kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan para pengungsi dan warga terjamin. Selain itu, kelompok Kampung Siaga Bencana (KSB) dan Dinas Sosial Sigi juga berkolaborasi mendirikan dapur umum guna memenuhi kebutuhan pangan harian masyarakat.
Proses pembersihan material sisa banjir terus digencarkan untuk memulihkan akses dan lingkungan. Alat berat dikerahkan untuk membersihkan lumpur dan kayu di jalan Poros Palu-Kulawi, yang kini sudah dapat dilalui kendaraan. Namun, tantangan penyediaan air bersih untuk membersihkan rumah warga dan kebutuhan konsumsi masih menjadi perhatian serius yang sedang diupayakan solusinya.
Data Korban dan Skala Kerusakan Infrastruktur
Berdasarkan data terbaru dari BPBD Sulteng, dampak banjir bandang di Desa Namo telah mempengaruhi sejumlah besar warga. Total terdapat 33 Kepala Keluarga (KK) atau 108 jiwa yang terdampak, terdiri dari 49 laki-laki dan 59 perempuan. Data ini memberikan gambaran jelas mengenai skala bencana yang harus dihadapi oleh masyarakat setempat.
Jumlah pengungsi sementara tercatat sebanyak tiga KK dengan 14 jiwa, termasuk 12 jiwa dewasa, satu balita, dan satu bayi. Sebagian besar korban yang terdampak masuk dalam kategori kelompok rentan, meliputi dua bayi, sembilan balita, 29 anak-anak, 11 lansia, dan satu ibu hamil. Kondisi ini menuntut perhatian khusus dalam penyediaan bantuan dan penanganan trauma.
Kerusakan infrastruktur akibat banjir juga cukup signifikan. Sebanyak 10 unit rumah mengalami kerusakan, dengan rincian empat rumah rusak berat, empat rumah rusak ringan, dan dua rumah lainnya bahkan dinyatakan hilang terbawa arus. Selain itu, fasilitas umum vital juga terdampak, seperti dua jembatan yang rusak, jaringan pipanisasi air bersih, dan sebagian ruas jalan Poros Palu-Kulawi yang sempat tertutup material banjir.