Fantastis! Harga Gabah Abdya Tembus Rp8 Ribu/Kg di Awal Panen, Jauh Lampaui HPP
Harga Gabah Abdya di awal panen mencapai Rp8.000/kg, melampaui HPP pemerintah. Mengapa harga bisa setinggi ini dan apa dampaknya bagi petani?

Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) tengah menjadi sorotan seiring tingginya harga gabah di awal musim panen. Harga komoditas pertanian ini mencapai Rp8.000 per kilogram, jauh melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan.
Kondisi ini memberikan angin segar bagi para petani di wilayah tersebut. Kenaikan harga signifikan ini terjadi karena panen padi belum merata di seluruh area persawahan.
Para agen pembeli langsung mendatangi areal persawahan untuk membeli gabah dari petani. Fenomena ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Abdya.
Melampaui HPP: Berkah Awal Panen bagi Petani Abdya
Harga gabah di Abdya pada awal musim panen ini mencetak rekor, mencapai Rp8.000 per kilogram. Angka ini secara signifikan melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang berada di kisaran Rp6.500 per kilogram. Usman, seorang petani dari Gampong Pawoh, Kecamatan Susoh, mengungkapkan kegembiraannya atas kondisi ini.
Menurut Usman, para agen pembeli tidak ragu untuk langsung mendatangi areal persawahan. Mereka membeli gabah dari petani dengan harga bervariasi antara Rp7.500 hingga Rp8.000 per kilogram, menunjukkan permintaan yang tinggi di pasar lokal.
Para petani di Abdya tentu berharap agar tren harga gabah ini dapat terus bertahan. Stabilitas harga yang tinggi akan berdampak positif pada pendapatan mereka, terutama saat panen raya mulai meluas di seluruh wilayah.
Faktor Penyebab Kenaikan dan Luas Panen di Abdya
Kenaikan harga gabah yang signifikan ini utamanya disebabkan oleh panen padi yang belum merata di seluruh Kabupaten Abdya. Saat ini, hanya sebagian kecil lahan yang telah memasuki masa panen, menciptakan kelangkaan pasokan di awal musim.
Meskipun proses panen kini banyak menggunakan combine harvester untuk efisiensi, penggunaannya masih terbatas di beberapa titik. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, total luas lahan sawah di kabupaten tersebut mencapai 8.299 hektare.
Dari total luas lahan tersebut, sekitar 20 persennya telah mulai memasuki masa panen. Wilayah yang menjadi fokus panen awal meliputi Kecamatan Blangpidie, Susoh, Tangan-Tangan, dan Setia, dengan beberapa desa seperti Mata Ie, Kuta Tinggi, Kede Paya, Keude Siblah, dan Pawoh aktif melakukan panen.
Respons Bulog Terhadap Harga Gabah Tinggi di Abdya
Kepala Cabang Perum Bulog Blangpidie, Nurul Iranda Sari, membenarkan bahwa panen padi memang sudah berlangsung di Abdya, namun belum secara merata. Bulog sebagai stabilisator harga pangan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan pasar.
Nurul menegaskan bahwa Bulog saat ini belum dapat menyerap gabah dari petani. Hal ini dikarenakan harga jual gabah di pasaran masih jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang menjadi acuan Bulog dalam pembelian.
Meskipun demikian, Bulog memandang kondisi harga gabah yang tinggi ini sebagai hal yang sangat positif. Situasi ini dinilai sangat menguntungkan bagi kesejahteraan masyarakat petani di Abdya, memberikan mereka keuntungan lebih di awal musim panen.