Getah Daun Jarak, Ramuan Tradisional Penyembuh Luka di Tradisi Bakupukul Manyapu Maluku
Warga Morela, Maluku Tengah, memanfaatkan getah daun jarak untuk mengobati luka sabetan dalam tradisi unik Bakupukul Manyapu, sementara Negeri Mamala menggunakan minyak khusus yang didoakan.

Tradisi unik Bakupukul Manyapu di Maluku Tengah kembali digelar. Atraksi pukul sapu ini menyisakan luka sabetan di tubuh para pesertanya. Namun, warga Negeri Morela memiliki cara tradisional menyembuhkan luka tersebut: menggunakan getah daun jarak. Praktik ini telah berlangsung turun-temurun dan diyakini ampuh mengatasi luka dengan cepat.
Raja Negeri Morela, Fadil Sialana, menjelaskan, "Getah daun jarak dipercaya dapat menyembuhkan luka sabetan dengan cepat dan sudah dipercaya sejak dulu." Penggunaan getah daun jarak dilakukan secara tradisional; batang tumbuhan jarak dipotong, dan getah putihnya dioleskan langsung ke luka. Metode ini diklaim mampu menyembuhkan luka dalam waktu sekitar satu minggu.
Kepercayaan masyarakat Morela terhadap khasiat getah daun jarak ternyata sejalan dengan fakta ilmiah. Secara medis, getah daun jarak memang memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri yang bermanfaat untuk penyembuhan luka. Bahkan, Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, turut serta mengoleskan getah daun jarak pada luka peserta Bakupukul Manyapu, menunjukkan pengakuan atas praktik tradisional ini.
Tradisi Bakupukul Manyapu dan Pengobatan Luka
Tradisi Bakupukul Manyapu di Morela dan Mamala memiliki perbedaan dalam hal pengobatan luka. Jika di Morela masyarakat menggunakan getah daun jarak, Negeri Mamala menggunakan minyak khusus yang telah didoakan oleh para tetua adat. Minyak ini sangat diburu oleh penonton karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis luka dengan cepat.
Bakupukul Manyapu sendiri merupakan atraksi yang melibatkan dua kelompok pemuda, masing-masing berjumlah 20 orang. Mereka saling mencambuk tubuh satu sama lain menggunakan lidi enau sepanjang 1,5 meter. Bagian tubuh yang menjadi sasaran pukulan adalah dada hingga perut.
Meskipun tampak ekstrem, tradisi ini memiliki makna historis yang dalam. Tradisi ini dikaitkan dengan perjuangan Kapitan Telukabessy dan pasukannya melawan penjajah Portugis dan VOC pada abad ke-16 dalam mempertahankan Benteng Kapahaha. Peristiwa saling mencambuk dengan lidi enau menggambarkan kekalahan pasukan Telukabessy.
Saat ini, tradisi tersebut lebih dipandang sebagai cara untuk mempererat tali persaudaraan di antara masyarakat Morela dan Mamala. Perbedaan metode pengobatan luka antara kedua negeri menunjukkan kekayaan budaya dan kearifan lokal dalam menghadapi tantangan kesehatan.
Lebih Dalam Mengenai Getah Daun Jarak dan Minyak Tradisional Mamala
- Getah Daun Jarak: Mengandung senyawa anti-inflamasi dan antibakteri, membantu mempercepat penyembuhan luka.
- Minyak Tradisional Mamala: Minyak ini diolah dan didoakan oleh tetua adat, dipercaya memiliki khasiat penyembuhan yang luas.
Kedua metode pengobatan tradisional ini menunjukkan kearifan lokal masyarakat Maluku dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk kesehatan. Meskipun pengobatan modern tersedia, praktik tradisional ini tetap lestari dan diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi bagian integral dari identitas budaya masyarakat setempat.
Perbedaan pendekatan pengobatan luka dalam tradisi Bakupukul Manyapu di Morela dan Mamala menunjukkan kekayaan budaya dan kearifan lokal dalam menghadapi tantangan kesehatan. Baik getah daun jarak maupun minyak tradisional Mamala, keduanya mencerminkan kearifan lokal yang patut dijaga dan dilestarikan.