Gotong Royong DLH Natunaatasi Sampah Menumpuk di TPS Bunguran Timur
Dinas Lingkungan Hidup Natuna melakukan gotong royong untuk mengatasi penumpukan sampah di TPS Bunguran Timur akibat pengurangan tenaga kebersihan, dengan rata-rata sampah yang diangkut mencapai 13,27 ton per hari.

Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, telah ditangani dengan kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Natuna. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, mulai Selasa (25/2), ini dipicu oleh berkurangnya jumlah tenaga kebersihan akibat pengurangan pegawai non-ASN.
Kepala Bidang Persampahan, Limbah B3, dan Peningkatan Kapasitas DLH Kabupaten Natuna, Poller Sirait, menjelaskan bahwa pengurangan tenaga kerja menyebabkan layanan pengangkutan sampah kurang maksimal. Jumlah pekerja di TPS yang sebelumnya 33 orang kini berkurang menjadi 15 orang, dengan 11 di antaranya adalah pekerja wanita. Situasi ini memaksa DLH untuk mengambil langkah cepat dalam mengatasi penumpukan sampah yang semakin mengkhawatirkan.
Untuk mengatasi masalah ini, DLH Natuna mengerahkan seluruh tenaga kebersihan yang tersedia, termasuk Kepala Dinas dan jajarannya yang ikut turun langsung membantu membersihkan sampah. Mereka juga mengerahkan petugas dari tempat pembuangan akhir (TPA) untuk membantu proses pengangkutan sampah dari TPS. Langkah ini diambil untuk memastikan penumpukan sampah segera teratasi dan mencegah dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
DLH Natuna Maksimalkan Tenaga Tersedia
DLH Natuna berupaya memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mengatasi permasalahan penumpukan sampah. Meskipun jumlah petugas kebersihan berkurang signifikan, DLH berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat. Dengan melibatkan seluruh pegawai persampahan yang bertugas di kantor dan petugas TPA, diharapkan proses pengangkutan sampah dapat berjalan lebih efisien.
Selain itu, DLH juga memberikan imbauan kepada pihak swasta agar tidak membuang sampah di TPS, melainkan langsung ke TPA. Hal ini bertujuan untuk mengurangi beban di TPS dan memastikan pengelolaan sampah yang lebih terpusat dan terkontrol. Langkah ini diharapkan dapat mencegah penumpukan sampah di TPS dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Poller Sirait menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ia mengajak masyarakat untuk turut serta mengurangi penggunaan bahan yang berpotensi menjadi sampah, mengelola sampah dari rumah tangga, serta mengolah sampah menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan kembali. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program pengelolaan sampah di Natuna.
Dampak Penumpukan Sampah dan Solusi Kolaboratif
Penumpukan sampah di TPS Bunguran Timur menimbulkan potensi masalah lingkungan dan kesehatan yang serius. Dengan rata-rata sampah yang diangkut mencapai 13,27 ton per hari, DLH Natuna menyadari pentingnya penanganan yang cepat dan efektif. Jika tidak ditangani dengan baik, penumpukan sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, dan berbagai masalah lainnya.
Oleh karena itu, DLH Natuna tidak hanya fokus pada kegiatan gotong royong, tetapi juga mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, memilah sampah di rumah, dan memanfaatkan kembali sampah yang masih dapat digunakan. Dengan demikian, upaya pengelolaan sampah dapat lebih efektif dan berkelanjutan.
Data tahun 2024 menunjukkan bahwa rata-rata sampah yang diangkut mencapai 13,27 ton per hari. Angka ini menjadi indikator penting bagi DLH Natuna untuk terus meningkatkan upaya pengelolaan sampah dan mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan masalah penumpukan sampah di Natuna dapat teratasi secara optimal.
Kegiatan gotong royong yang dilakukan DLH Natuna menjadi contoh nyata kolaborasi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Partisipasi aktif seluruh pihak, mulai dari pemerintah, petugas kebersihan, hingga masyarakat, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari di Kabupaten Natuna.