Kotim Jajaki Kemitraan Swasta Atasi Masalah Sampah 140 Ton/Hari
Dinas Lingkungan Hidup Kotim berupaya mengatasi masalah sampah rumah tangga yang mencapai 140 ton per hari dengan menjajaki kemitraan dengan pihak swasta untuk pengelolaan dan pemilahan sampah.
![Kotim Jajaki Kemitraan Swasta Atasi Masalah Sampah 140 Ton/Hari](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/10/170052.411-kotim-jajaki-kemitraan-swasta-atasi-masalah-sampah-140-tonhari-1.jpg)
Sampit, Kalimantan Tengah - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tengah menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Volume sampah yang mencapai 140 ton per hari di Sampit, jauh melampaui kapasitas pengangkutan petugas kebersihan yang hanya mampu mengangkut sekitar 83 ton. Akibatnya, penumpukan sampah menjadi pemandangan umum, mengancam kebersihan, keindahan, dan kesehatan masyarakat.
Solusi Kemitraan: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim berinisiatif menjajaki pola kemitraan dengan pihak swasta. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Kotim, Marjuki, menjelaskan bahwa pemerintah daerah tengah mencari mitra swasta yang bersedia berkolaborasi dalam pengelolaan sampah. Meskipun membutuhkan payung hukum yang tepat, upaya ini dinilai sangat memungkinkan untuk diterapkan.
Marjuki menambahkan, "Kita sangat dimungkinkan (menjalin kemitraan) walaupun memang yang namanya pemerintah itu kan butuh regulasi. Jadi kita sedang mencari pihak-pihak swasta yang ingin ikut di dalam pengelolaan sampah ini."
Strategi Jangka Panjang: Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah
DLH Kotim menyadari bahwa solusi jangka panjang terletak pada pemilahan sampah. Dengan memisahkan sampah organik dan anorganik, serta mengidentifikasi sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, diharapkan volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat berkurang secara signifikan. Sampah yang bernilai ekonomis dapat dimanfaatkan kembali, misalnya melalui proses daur ulang atau diolah menjadi produk kerajinan.
"Sudah saatnya kita harus bergeser ke pola kontrol. Artinya, ada pemisahan terhadap sampah-sampah yang bernilai ekonomi. Sampah tetap sampah, tetapi bagaimana sampah menjadi memiliki nilai ekonomi," tegas Marjuki yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotim.
Upaya Pemerintah Daerah: Tambah Personel dan Armada
Sementara menunggu terwujudnya kemitraan dengan pihak swasta, pemerintah daerah Kotim juga berupaya meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah dengan menambah personel, armada pengangkutan, dan anggaran operasional. Petugas di delapan depo sampah di Sampit dimaksimalkan untuk mengangkut sampah yang ada. Namun, upaya ini masih bersifat sementara dan belum mampu mengatasi akar permasalahan.
Potensi Ekonomi dari Sampah
Pemilahan sampah tidak hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga berpotensi menciptakan nilai ekonomi baru. Sampah yang dapat didaur ulang, seperti plastik dan kertas, dapat dijual kembali. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Bahkan, sampah anorganik tertentu dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan, batako, dan produk lainnya. Kemitraan dengan pihak swasta diharapkan dapat mengoptimalkan potensi ekonomi ini.
Harapan Kemitraan yang Menguntungkan
DLH Kotim berharap kemitraan ini akan terjalin secara saling menguntungkan. Pihak swasta akan mendapatkan keuntungan ekonomi dari pengelolaan dan pemanfaatan sampah, sementara pemerintah daerah akan terbantu dalam mengatasi masalah sampah yang semakin meningkat. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kotim.
Kesimpulan: Menuju Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan
Masalah sampah di Kotim memerlukan solusi komprehensif dan berkelanjutan. Inisiatif DLH Kotim untuk menjajaki kemitraan dengan pihak swasta merupakan langkah strategis dalam mengatasi permasalahan ini. Dengan menggabungkan upaya pemerintah dan swasta, diharapkan pengelolaan sampah di Kotim dapat menjadi lebih optimal, bersih, dan bernilai ekonomi.