Gubernur Banten Optimistis Capai Swasembada Pangan pada 2025
Gubernur Banten optimistis Provinsi Banten akan mencapai swasembada pangan pada tahun 2025 melalui berbagai program intensifikasi pertanian dan dukungan penuh Forkopimda.

Gubernur Banten, Andra Soni, menyatakan optimisme Provinsi Banten dalam mencapai swasembada pangan pada tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan usai mengikuti Gerakan Tanam Padi Serentak secara virtual di Desa Ranca Labuh, Kabupaten Tangerang, Rabu (23/4). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto, dan diikuti secara serentak di 14 provinsi, dengan pusat kegiatan nasional di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Optimisme Gubernur Andra Soni didasari pada kolaborasi yang kuat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Dukungan signifikan dari Polda, Korem, Kejati, dan Kejari, termasuk dalam penyediaan alat pertanian dan sinergi program di lapangan, menjadi kunci keberhasilan. "Kami sering berdiskusi terkait ketahanan pangan, bahkan meminjam alat dari Polda dan Danrem untuk membantu petani," ujar Gubernur Andra Soni.
Program intensifikasi pertanian yang dijalankan Pemprov Banten juga menjadi faktor penting. Target luas tanam pada tahun 2025 mencapai 624.053 hektare, dengan realisasi hingga Maret mencapai 26,28 persen. Pemprov Banten juga fokus pada perbaikan irigasi, bantuan pupuk dan benih, serta penyediaan alat pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas petani.
Target Produksi dan Distribusi Pangan Banten
Pemprov Banten menargetkan luas tanam mencapai 624.053 hektare pada tahun 2025. Hingga Maret 2024, realisasi telah mencapai 163.974 hektare (26,28 persen). Untuk bulan April, target tanam ditetapkan sebesar 38.160 hektare. Gubernur berharap Banten dapat kembali masuk delapan besar nasional dalam produksi padi, terutama dengan mengoptimalkan lahan pertanian di wilayah Banten Selatan.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid, menjelaskan bahwa pelaksanaan tanam padi serentak dipusatkan di Poktan Rancalabuh II dengan luas tanam lima hektare menggunakan varietas benih padi Ciherang. Varietas ini juga ditanam di 5.465 hektare lahan sawah di Kabupaten Tangerang. Penanaman serentak juga dilakukan di kabupaten/kota lain di Banten dengan total luas tanam yang signifikan.
Agus M Tauchid menambahkan, target luas panen pada tahun 2025 sebesar 566.237 hektare, dengan target produksi 2,88 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau 1,83 juta ton beras. Hingga Maret, realisasi telah mencapai 28,56 persen dari target. Dengan proyeksi konsumsi beras 1,5 juta ton, Banten diprediksi surplus 317.874 ton beras pada tahun 2025.
Dukungan Forkopimda dan Strategi Intensifikasi Pertanian
Dukungan penuh dari Forkopimda menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan program ketahanan pangan di Banten. Kerjasama ini meliputi penyediaan alat-alat pertanian dan sinergi program di lapangan. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk mencapai swasembada pangan.
Selain itu, strategi intensifikasi pertanian yang diterapkan Pemprov Banten meliputi perbaikan irigasi, bantuan pupuk dan benih, serta penyediaan alat-alat pertanian modern. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas petani dan hasil panen.
Optimalisasi lahan pertanian di wilayah Banten Selatan juga menjadi fokus utama. Wilayah ini memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan produksi padi dan berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan di Provinsi Banten.
Dengan berbagai upaya tersebut, Gubernur Banten optimistis Provinsi Banten akan mampu mencapai swasembada pangan dan bahkan kembali masuk dalam delapan besar nasional dalam hal produksi padi.
Swasembada pangan di Banten bukan hanya mimpi, tetapi sebuah target yang realistis dengan dukungan penuh dari berbagai pihak dan strategi yang terukur.