Pandeglang Salurkan Benih Unggul, Dorong Swasembada Pangan dan Sejahterakan Petani
Pemkab Pandeglang salurkan bantuan benih unggul bersertifikat untuk mendukung swasembada pangan dan meningkatkan pendapatan petani, dengan harga gabah Rp6.500/kg dan beras Rp12.000/kg.

Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Banten, mengambil langkah konkrit dalam upaya mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Bantuan benih unggul bersertifikat telah disalurkan untuk mendukung program strategis ini. Penyaluran bantuan tersebut dilakukan sebagai bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk memberdayakan sektor pertanian dan menjamin ketahanan pangan di wilayah Pandeglang.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pandeglang, Nuridawati, menjelaskan bahwa bantuan benih unggul diberikan untuk pra dan pasca panen. "Kami menyalurkan bantuan benih unggul pra panen dan pasca panen," ujarnya di Pandeglang, Rabu (30/4).
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Saat ini, petani di Pandeglang menikmati harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram (kg) dan beras Rp12.000 per kg, sesuai dengan Harga Patokan Pemerintah (HPP).
Dukungan Swasembada Pangan dan Peningkatan Ekonomi Petani
Penyaluran benih unggul bersertifikat merupakan bagian penting dari strategi Pemkab Pandeglang dalam mencapai swasembada pangan. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan memberikan dampak positif bagi perekonomian petani.
Kerja sama dengan Perum Bulog Lebak-Pandeglang juga berperan penting dalam menyerap hasil panen petani. Gabah yang dibeli Bulog akan dijadikan stok cadangan beras pemerintah (CBP), menjamin stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasaran.
Dengan harga GKP Rp6.500 per kg, petani yang mampu menghasilkan rata-rata 5 ton gabah per hektare dapat meraih pendapatan hingga Rp32,5 juta. "Saya yakin pendapatan Rp32,5 juta per hektare itu petani bisa meraup keuntungan bersih Rp20 juta dan biaya pengelolaan Rp12,5 juta," ungkap Nuridawati.
Pemerintah daerah mengapresiasi upaya petani yang kembali melakukan gerakan percepatan tanam. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemkab Pandeglang untuk menjadikan Pandeglang sebagai lumbung pangan di Provinsi Banten.
Target Percepatan Tanam dan Masa Panen
Target percepatan tanam di Kabupaten Pandeglang cukup tinggi. Pada April 2025, ditargetkan seluas 11.583 hektare lahan akan ditanami, sedangkan pada Mei ditargetkan seluas 10.354 hektare.
Penggunaan benih unggul bersertifikat yang memiliki masa tanam 85-90 hari setelah tanam, memastikan panen pada bulan Juli mendatang jika penanaman dilakukan pada April 2025. "Kami minta petani jika sudah panen agar kembali percepat gerakan tanam untuk mendukung program swasembada pangan itu," imbau Nuridawati.
Di Kecamatan Panimbang, para petani telah memulai percepatan tanam seluas 150 hektare. Hal ini menunjukkan antusiasme dan dukungan petani terhadap program swasembada pangan.
Salah satu petani di Kecamatan Panimbang, Ade Rohman (55), mengungkapkan harapannya agar tanaman padi dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari serangan hama dan penyakit. "Kami berharap tanaman padi itu bisa dipanen tanpa serangan hama maupun penyakit organisme tanaman," katanya.
Program bantuan benih unggul ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Pandeglang dan berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan nasional. Selain itu, peningkatan pendapatan petani juga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pandeglang.