Hadirnya Guru: Kunci Sukses Pendidikan Indonesia, Kata Mendikdasmen
Mendikdasmen tegaskan peran krusial guru dalam pendidikan Indonesia, tak tergantikan oleh teknologi, di tengah Yudisium PPG FKIP UMS yang meluluskan 10.746 guru baru.

Solo, 22 Februari 2025 - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Abdul Mu'ti, menekankan peran penting guru sebagai kunci keberhasilan pendidikan Indonesia. Pernyataan ini disampaikan secara daring dalam acara Yudisium Pengukuhan dan Sumpah Profesi Guru tahun 2025 di Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah. Acara ini menandai kelulusan ribuan guru baru yang siap mengabdi untuk negeri.
Menurut Mendikbudristek, guru bukan sekadar pengajar, melainkan juga fasilitator, mentor, orang tua, dan sahabat bagi murid-muridnya. Kehadiran fisik dan peran aktif guru di sekolah menjadi penentu utama keberhasilan proses belajar mengajar. Beliau menambahkan, "Guru adalah fasilitator, guru adalah mentor, guru adalah orang tua, guru adalah sahabat bagi murid-muridnya, dan karena itu kehadiran seorang guru adalah kunci keberhasilan belajar, kunci keberhasilan pendidikan."
Lebih lanjut, Mendikbudristek menjelaskan bahwa kompetensi guru, baik akademik, pedagogik, moral, maupun sosial, sangat penting untuk memotivasi dan membangun kepercayaan diri siswa. Keempat kompetensi ini saling berkaitan dan harus dimiliki oleh setiap guru agar dapat menjalankan tugasnya secara optimal. Teknologi, lanjut Mendikbudristek, hanyalah alat bantu, bukan pengganti peran guru yang vital dalam pendidikan.
Peran Guru yang Tak Tergantikan oleh Teknologi
Dalam era kemajuan teknologi digital yang pesat, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan ChatGPT, Mendikbudristek menegaskan bahwa teknologi hanyalah instrumen pendukung pembelajaran. Guru tetap menjadi aktor utama dalam proses pendidikan. "Walaupun teknologi sangat penting, tapi penentu utamanya adalah mereka yang menggunakan alat apa. Sekarang orang bicara AI, ChatGPT, dan berbagai kecanggihan teknologi digital yang telah diterapkan dalam berbagai bidang, tapi semua itu adalah instrumen," tegasnya.
Mendikbudristek mengapresiasi UMS sebagai mitra Kementerian Pendidikan dalam pelaksanaan PPG, menyebut program PPG di UMS sebagai salah satu yang terbaik di tingkat nasional. Hal ini menunjukkan komitmen UMS dalam mencetak guru-guru profesional yang berkualitas.
Yudisium PPG FKIP UMS tahun ini meluluskan 10.746 guru dari 10.865 peserta, dengan tingkat kelulusan mencapai 98,9 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraan PPG di UMS, menurut Rektor UMS, Sofyan Anif.
Guru: Pembentuk Karakter Bangsa
Rektor UMS, Sofyan Anif, dalam sambutannya menekankan bahwa guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik. Beliau menambahkan bahwa keteladanan merupakan kunci utama dalam profesi guru. "Guru yang baik bukan hanya mereka yang mampu melakukan pembelajaran dengan baik, tetapi yang lebih utama adalah mereka yang mampu membangun karakter siswa. Keteladanan adalah kunci utama dalam profesi ini," pesannya kepada para guru lulusan PPG.
Empat kompetensi utama yang harus dimiliki guru profesional, menurut Rektor UMS, adalah kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Keempat kompetensi ini harus terintegrasi dalam diri seorang guru agar dapat menjalankan tugasnya secara optimal dan mencetak generasi unggul yang siap menghadapi tantangan zaman.
Dengan sertifikat pendidik yang telah diperoleh, para guru memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Menjadi guru profesional bukan hanya tentang tunjangan profesi, tetapi juga tentang komitmen untuk mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter.
"Mari wujudkan pendidikan yang lebih baik dan mencetak generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter," tutup Rektor UMS, mengajak para guru untuk bersama-sama membangun pendidikan Indonesia yang lebih maju.