Harga Beras Dunia Turun, Harga Beras di Indonesia Tetap Stabil
Kepala Bapanas dan Wamentan menjelaskan bahwa penurunan harga beras global tidak memengaruhi harga beras domestik, karena kebijakan pemerintah dan panen raya.

Jakarta, 16 Mei 2024 - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa penurunan harga beras di pasar global tidak berdampak signifikan terhadap harga beras di Indonesia. Hal ini disampaikan Arief di Jakarta pada Jumat lalu, menanggapi tren penurunan harga beras dunia. Presiden Prabowo Subianto telah memastikan Perum Bulog akan membeli gabah kering panen (GKP) dari petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini menjadi penyangga harga beras domestik agar tetap stabil, terlepas dari fluktuasi harga di pasar internasional.
Arief menjelaskan lebih lanjut bahwa harga beras di pasar internasional sangat dipengaruhi oleh faktor penawaran dan permintaan. Sebagai contoh, ia menunjuk pada kenaikan harga beras global beberapa waktu lalu, yang dipicu oleh penghentian ekspor beras oleh India. Namun, kondisi di Indonesia berbeda. Saat ini, Indonesia memasuki masa panen raya, dengan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog mencapai 3,7 juta ton. Kondisi ini berkontribusi pada kestabilan harga beras dalam negeri.
"Jadi mau harga naik, harga turun, minimal Rp6.500 Bulog beli," tegas Arief, menekankan komitmen pemerintah untuk menjaga harga beras di tingkat petani dan konsumen.
Kebijakan Pemerintah dan Panen Raya Menjaga Stabilitas Harga Beras
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, memberikan pandangan serupa dari sisi produksi. Ia mengungkapkan bahwa tren penurunan harga beras dunia salah satunya disebabkan oleh Indonesia yang telah berhenti mengimpor beras. Hal ini disampaikan Sudaryono di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5).
Menurut Wamentan, kebijakan pemerintah untuk swasembada beras telah menciptakan oversupply di pasar global. "Kalau tren beras dunia menurun, karena pelanggan utama dan yang paling banyak membelinya tidak melakukan impor lagi yaitu Indonesia. Jadi faktor Indonesia tidak impor beras, bagi komoditas beras dunia ini sangat berpengaruh, karena kita adalah salah satu pelanggan impor dengan kuantitas yang terbesar," jelas Sudaryono.
Dengan tidak adanya impor beras, stok beras global menjadi berlebih, sehingga harga di pasar internasional turun. "Begitu tidak impor, beras dunia oversupply, begitu oversupply harga beras dunia turun," tambahnya. Ia menegaskan bahwa harga beras nasional tetap stabil dan tidak terpengaruh oleh tren penurunan harga beras dunia, berkat produksi beras dalam negeri yang melimpah.
Kesimpulannya, kebijakan pemerintah untuk membeli GKP dari petani dengan harga minimal Rp6.500 per kilogram dan keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras telah menciptakan stabilitas harga beras di dalam negeri, meskipun harga di pasar global mengalami penurunan.
Stabilitas Harga Beras:
- Pemerintah menetapkan harga pembelian GKP minimal Rp6.500/kg.
- Cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 3,7 juta ton.
- Indonesia telah berhenti mengimpor beras, menyebabkan oversupply di pasar global.
- Panen raya berkontribusi pada melimpahnya pasokan beras dalam negeri.