Bapanas Jamin Harga Gula Petani Tetap Stabil Meski Impor 200.000 Ton GKM
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan harga gula petani tetap Rp14.500/kg meskipun pemerintah mengimpor 200.000 ton gula kristal mentah (GKM) untuk stabilisasi harga menjelang Ramadhan dan Lebaran 2025.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberikan jaminan bahwa impor gula kristal mentah (GKM) sebanyak 200.000 ton tidak akan memengaruhi harga gula petani. Pemerintah memastikan harga pembelian tebu dari petani tetap stabil di angka Rp14.500 per kilogram (kg).
Stabilitas Harga Gula Petani
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga kesejahteraan petani tebu. Dalam rapat koordinasi terbatas bersama Menteri Pertanian dan pemangku kepentingan lainnya, Arief menyatakan, "Kita harus jamin harga gula di tingkat petani masih Rp14.500 per kg. Kita harus jaga harga tebu petani, nggak boleh harga itu jatuh."
Arief menjelaskan bahwa penetapan Harga Acuan Penjualan (HAP) gula di tingkat petani sebesar Rp14.500/kg dan Rp15.700/kg di pabrik gula merupakan bentuk perlindungan nyata bagi petani. Impor GKM, menurutnya, bertujuan untuk menjaga stabilitas harga gula konsumsi menjelang bulan puasa dan lebaran 2025, bukan untuk menekan harga gula petani.
Impor GKM dan Penyerapan Gula Dalam Negeri
Rencana impor GKM akan dijalankan bersamaan dengan penyerapan hasil panen tebu dalam negeri yang diproyeksikan pada bulan April dan Mei 2025. Arief menekankan, "Iya, dua-duanya dijalanin (penyerapan dalam negeri dan impor GKM). Panennya itu nanti di April sama di Mei. Jadi tetap diserap."
Meskipun impor direncanakan, Bapanas memastikan hal tersebut tidak akan mengganggu pasar dalam negeri secara signifikan. Konsumsi gula nasional mencapai 250.000 ton per bulan, sementara impor hanya 200.000 ton GKM. "Sebanyak 200.000 ton itu kan nggak nyampe tiga minggu kan. Karena kita kebutuhan kita kan 250.000 ton sebulan," ujar Arief.
Penugasan Impor dan Stok Gula Nasional
Penugasan impor GKM akan diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan seperti ID FOOD, Perum Bulog, atau PTPN. Arief belum dapat memastikan waktu pelaksanaan impor dan negara asal GKM, karena masih menunggu proses lelang dan penugasan resmi dari Kementerian BUMN.
Bapanas juga mengambil langkah strategis untuk mengatasi kenaikan harga gula di beberapa daerah dengan mengeluarkan stok gula yang ada. "Jadi, untuk cadangan yang sekarang harus dikeluarkan. Karena kalau harga gula hari ini kan naik. Berarti gula yang di stok sekarang ini harus dikeluarkan. Harus dikeluarkan segera. Sehingga nanti masuk stok baru, salah satunya adalah dari panen April dan Mei," jelas Arief.
Saat ini, stok gula nasional mencapai 4,5 juta ton, yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga masa panen tebu tiba. "Sekarang kalau ditanya stok kita ada sekitar 4,5 juta ton, stok itu sampai lima bulan ke depan. Sampai dengan nanti, biasanya dipersiapkan sampai dengan panen tebu. Panen tebu kita. Sekarang belum panen nih tebunya," pungkas Arief.
Kesimpulan
Pemerintah melalui Bapanas berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga gula dan kesejahteraan petani tebu. Impor GKM merupakan langkah strategis untuk mengantisipasi fluktuasi harga menjelang momen penting, tanpa mengorbankan petani tebu dalam negeri. Penyerapan hasil panen dalam negeri tetap menjadi prioritas pemerintah.