Harimau Keluar Hutan di Mukomuko: Kehabisan Mangsa Akibat ASF?
Di Mukomuko, Bengkulu, serangan harimau terhadap manusia dan ternak diduga disebabkan oleh kelangkaan mangsa akibat merebaknya penyakit ASF pada babi hutan, yang diperparah oleh alih fungsi hutan menjadi perkebunan sawit.
Seorang warga Mukomuko, Bengkulu, ditemukan tewas dimangsa harimau, sementara beberapa sapi juga menjadi korban. Peristiwa ini diduga kuat berkaitan dengan kelangkaan mangsa harimau di habitat aslinya.
Menurut Yeni Misra, Ketua Cabang Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Bengkulu, penyebab utama konflik antara harimau dan manusia di Kabupaten Mukomuko adalah menipisnya populasi babi hutan. Babi hutan, mangsa utama harimau, banyak yang mati akibat wabah African Swine Fever (ASF).
ASF dan Kelangkaan Mangsa
Penyakit ASF yang menyerang babi hutan telah menyebabkan penurunan drastis populasi mangsa alami harimau. Kondisi ini memaksa harimau untuk mencari makan di luar kawasan hutan, mendekati pemukiman warga dan ternak.
Selain ASF, alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit juga berkontribusi terhadap masalah ini. Hilangnya habitat alami menyebabkan harimau semakin sulit menemukan makanan.
Dampak pada Masyarakat
Insiden ini bukan hanya satu kasus. Sejak merebaknya ASF, sejumlah warga melaporkan kematian ternak mereka akibat serangan harimau. Di Kecamatan Teras Terunjam saja, lima ekor sapi menjadi korban, belum termasuk laporan dari kecamatan lain.
Upaya Konservasi dan Keseimbangan Ekosistem
PDHI Bengkulu menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem hutan untuk mencegah konflik serupa. Kelangkaan mangsa dan hilangnya habitat merupakan faktor utama yang mendorong harimau memasuki area pemukiman.
Yeni Misra menyatakan, "Kalau tidak ada lagi mangsa dalam kawasan hutan dan hutan juga sudah beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit, bagaimana satwa dilindungi ini mencari makan?" Pernyataan ini menyoroti urgensi pelestarian habitat dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Kematian warga dan ternak akibat serangan harimau di Mukomuko menjadi peringatan serius. Penanganan wabah ASF pada babi hutan dan upaya pelestarian habitat menjadi kunci utama untuk mencegah konflik antara manusia dan satwa liar di masa mendatang. Upaya menjaga keseimbangan ekosistem sangat krusial untuk memastikan kelangsungan hidup harimau dan keselamatan masyarakat.