Hujan di Musim Kemarau Labuan Bajo: BMKG Ungkap Peran Gelombang Atmosfer Tropis
BMKG menjelaskan hujan di Labuan Bajo, NTT, pada awal musim kemarau disebabkan oleh fenomena gelombang atmosfer tropis Kelvin dan Rossby yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mengguyur Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam dua hari terakhir. Fenomena ini terjadi di awal musim kemarau, sebuah situasi yang mengejutkan banyak pihak. BMKG, melalui Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, memberikan penjelasan terkait peristiwa cuaca tak terduga ini.
Menurut BMKG, hujan tersebut disebabkan oleh aktivitas gelombang atmosfer tropis Kelvin dan Rossby. Gelombang-gelombang ini, saat melintasi wilayah NTT, termasuk Manggarai Barat, mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan, bahkan di tengah musim kemarau yang seharusnya ditandai dengan cuaca kering.
Penjelasan BMKG ini memberikan gambaran ilmiah atas fenomena hujan di musim kemarau di Labuan Bajo. Peristiwa ini bukan merupakan anomali yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan, melainkan bagian dari dinamika atmosfer yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gelombang atmosfer tropis.
Gelombang Rossby dan Potensi Hujan di NTT
Maria Seran menambahkan bahwa gelombang Rossby masih aktif di wilayah NTT hingga tanggal 10 Mei 2025. Kondisi cuaca di Manggarai Barat diprediksi umumnya cerah berawan di pagi hari, namun akan berawan pada siang hingga sore hari, dengan potensi hujan ringan hingga sedang di siang dan malam hari. BMKG menekankan bahwa hujan di musim kemarau merupakan hal yang wajar, disebabkan oleh gangguan atmosfer sementara yang memicu kondisi basah. Fenomena ini bersifat sementara dan diperkirakan hanya berlangsung beberapa hari.
BMKG juga memberikan imbauan kepada masyarakat Manggarai Barat untuk tetap waspada terhadap dampak hujan. Masyarakat diimbau menghindari aktivitas di area terbuka seperti lapangan dan persawahan saat melihat awan gelap guna mencegah sambaran petir. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menghindari perbukitan dan lereng yang rawan longsor, serta memperhatikan kondisi sungai atau kali, terutama daerah hilir, karena potensi banjir akibat hujan di daerah hulu.
Imbauan ini penting mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh hujan, meskipun intensitasnya ringan hingga sedang. Kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama dalam meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.
"Hujan di musim kemarau adalah sesuatu yang lumrah, karena adanya gangguan atmosfer sementara yang memicu kondisi basah dan fenomena ini umumnya bersifat sementara hingga beberapa hari ke depan," ujar Maria Seran.
Kondisi Cuaca di Labuan Bajo
Pantauan ANTARA pada Senin siang menunjukkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih melanda beberapa kawasan di Kota Labuan Bajo, seperti Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Mgr. Van Bekkum, Jalan Gabriel Gampur, dan Jalan Trans Flores. Kondisi ini menunjukkan bahwa dampak dari gelombang atmosfer tropis masih terasa di wilayah tersebut.
BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan akan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Penting bagi masyarakat untuk tetap mengikuti informasi resmi dari BMKG agar dapat mengantisipasi perubahan cuaca dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keselamatan.
Dengan penjelasan dari BMKG, masyarakat diharapkan dapat memahami fenomena hujan di musim kemarau di Labuan Bajo dan tetap waspada terhadap potensi dampaknya. Informasi akurat dan tepat waktu dari BMKG sangat penting dalam menghadapi dinamika cuaca yang kompleks.
Kesimpulannya, hujan di musim kemarau di Labuan Bajo disebabkan oleh fenomena alamiah berupa gelombang atmosfer tropis Kelvin dan Rossby. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca terkini.