Hujan Lebat Guyur Aceh, BMKG Sebut Dipicu Fenomena Ekuatorial Rossby
BMKG memprediksi hujan lebat akan terus melanda wilayah barat dan utara Aceh hingga 26 Februari akibat fenomena Ekuatorial Rossby, disertai potensi bencana hidrometeorologi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan hujan lebat akan kembali mengguyur wilayah barat dan utara Provinsi Aceh hingga 26 Februari 2024. Fenomena alam Ekuatorial Rossby menjadi penyebab utama kondisi cuaca ekstrem ini. Peristiwa ini berdampak signifikan terhadap sejumlah daerah di Aceh, menimbulkan kekhawatiran akan potensi bencana hidrometeorologi.
Prakirawan BMKG Aceh, Amat Komi, menjelaskan bahwa fenomena Ekuatorial Rossby, dikombinasikan dengan belokan angin (shearline), daerah konvergensi, dan gelombang Ekuatorial Rossby yang aktif di wilayah Aceh, menjadi pemicu utama hujan lebat tersebut. Gelombang Rossby sendiri merupakan fenomena atmosfer yang mengindikasikan potensi berkumpulnya awan hujan, terjadi karena perbedaan temperatur antara kutub dan khatulistiwa akibat perbedaan radiasi matahari. Udara kutub bergerak ke arah khatulistiwa, sementara udara tropis bergerak ke arah kutub, menghasilkan perbedaan tekanan yang memicu pembentukan awan hujan.
Selain fenomena Ekuatorial Rossby, anomali suhu muka laut yang hangat di perairan utara Aceh dan Samudra Hindia barat Aceh juga berkontribusi terhadap peningkatan potensi penguapan. Penguapan yang tinggi ini kemudian memicu pertumbuhan awan hujan, memperparah kondisi cuaca di wilayah barat-utara Aceh. BMKG telah merilis peringatan dini terkait potensi hujan lebat yang akan terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Aceh.
Wilayah Terdampak Hujan Lebat
Berdasarkan prakiraan BMKG, sejumlah wilayah di Aceh diprediksi akan terdampak hujan lebat hingga 26 Februari 2024. Pada Senin (24/2), wilayah yang terdampak meliputi Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah, Bireuen, Gayo Lues, Nagan Raya, Pidie, dan Pidie Jaya. Sedangkan pada Selasa (25/2), potensi hujan lebat diperkirakan akan terjadi di Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Bener Meriah, Bireuen, Gayo Lues, Nagan Raya, Pidie Jaya, dan Subulussalam.
Prakiraan serupa juga berlaku pada Rabu (26/2), dengan wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Bener Meriah, Bireuen, Gayo Lues, Nagan Raya, Pidie, dan Subulussalam. Hujan lebat ini diperkirakan disertai angin dengan kecepatan 2-25 kilometer per jam, berhembus dari arah timur laut hingga tenggara.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Intensitas hujan yang tinggi dan durasi yang lama meningkatkan risiko terjadinya bencana tersebut, terutama di daerah pegunungan dan wilayah aliran sungai. Masyarakat di daerah rawan bencana diimbau untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Imbauan BMKG untuk Keselamatan Masyarakat
Mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh hujan lebat dan angin kencang, BMKG memberikan imbauan penting kepada masyarakat Aceh, khususnya yang tinggal di daerah pegunungan. "Jika melihat awan tebal hitam dan hujan mulai rintik-rintik di daerah pegunungan maka masyarakat disarankan untuk meninggalkan daerah lerengan serta wilayah aliran sungai," kata Amat Komi. Imbauan ini menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Langkah antisipasi dini sangat penting untuk meminimalisir risiko kerugian dan korban jiwa. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat. Kerja sama dan kesiapsiagaan bersama menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana alam ini.
Dengan memahami penyebab dan potensi dampak dari fenomena Ekuatorial Rossby, masyarakat diharapkan dapat lebih siap menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi. Penting untuk selalu waspada dan mengikuti imbauan dari BMKG untuk menjaga keselamatan diri dan keluarga.