ICOPE 2025: Sawit Berkelanjutan di Bali
Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2025 di Bali akan fokus pada pengembangan sawit berkelanjutan, melibatkan pemerintah, swasta, dan NGO untuk solusi berbasis riset ilmiah.
![ICOPE 2025: Sawit Berkelanjutan di Bali](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230313.864-icope-2025-sawit-berkelanjutan-di-bali-1.jpg)
Bali, 12-14 Februari 2025 akan menjadi tuan rumah bagi Konferensi Internasional Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2025. Acara dua tahunan ini, yang ke-7 kalinya diselenggarakan, akan menekankan pengembangan sawit berkelanjutan sebagai solusi utama bagi industri ini. Para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah dan perusahaan swasta hingga LSM, akan berkumpul untuk membahas masa depan industri kelapa sawit yang ramah lingkungan.
Komitmen Bersama untuk Sawit Berkelanjutan
Ketua ICOPE 2025, Jean-Pierre Caliman, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan ini. "Dari sisi pemerintah, perusahaan swasta, serta NGO akan membawa semua suara demi kelapa sawit berkelanjutan," ujarnya. Konferensi ini bertujuan untuk merumuskan strategi keberlanjutan yang berbasis riset ilmiah, memastikan praktik terbaik diterapkan di lapangan.
Co-Chairman ICOPE 2025, Haskarlianus Pasang, menambahkan bahwa sejak 2014, ICOPE telah berupaya merangkum solusi praktis untuk implementasi sawit berkelanjutan. "Selain komitmen, ICOPE 2025 akan memberikan solusi dari sisi pemerintah, swasta, dan NGO," katanya, menunjukkan komitmen multi-pihak dalam mencari solusi yang komprehensif.
Tantangan dan Solusi: Agroekologi dan Inovasi
Dengan tema "Transformasi Agro-Ekologis Kelapa Sawit: Menuju Pertanian yang Ramah Iklim dan Lingkungan," ICOPE 2025 akan membahas berbagai aspek penting. Dampak lingkungan dari budidaya kelapa sawit tetap menjadi fokus utama. Konferensi akan membahas komitmen terhadap agroekologi, integrasi sawit dengan lingkungan, regulasi pengelolaan ekosistem, inovasi teknologi, dan pemberdayaan petani.
Selama tiga hari, berbagai sesi ilmiah dan teknis akan membahas transformasi agronomi, aspek sosial, dan pertimbangan keuangan dalam industri kelapa sawit. Pentingnya pendidikan untuk generasi mendatang dan peningkatan pengetahuan agronomi bagi petani kecil dan perkebunan besar juga akan menjadi sorotan utama.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Dukungan terhadap ICOPE 2025 datang dari berbagai pihak. Irfan Bakhtiar, Direktur Program Climate & Market Transformation WWF Indonesia, menyambut baik konferensi ini sebagai platform yang mendukung produksi kelapa sawit berkelanjutan. WWF Indonesia secara aktif mempromosikan kelapa sawit berkelanjutan melalui berbagai program dan inisiatif.
Agus Purnomo, Direktur Sinar Mas Agribusiness and Food, menambahkan bahwa konferensi tahun ini berfokus pada tantangan yang dihadapi industri akibat kondisi cuaca ekstrem dan pentingnya kolaborasi. "Hal ini untuk mengembangkan solusi berkelanjutan bagi masa depan industri ini," ujarnya. Sinar Mas, bersama CIRAD dan WWF Indonesia, mendukung penyelenggaraan ICOPE.
Menuju Masa Depan Sawit yang Berkelanjutan
ICOPE 2025 diharapkan menjadi wadah bagi para ahli, pemimpin industri, dan pembuat kebijakan untuk bertukar pengetahuan, mengatasi tantangan lingkungan, dan mencari solusi untuk praktik kelapa sawit yang bertanggung jawab. "Seminar ICOPE ini adalah bagaimana kita membuat aksi-aksi untuk industri kelapa sawit berkelanjutan berdasarkan science. Jadi apa yang kita lakukan itu best practice dan good agricultural practices," kata Agus Purnomo, menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dan praktik pertanian yang baik.
Dengan komitmen bersama dan fokus pada inovasi serta kolaborasi, ICOPE 2025 diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan.