IESR Desak Gubernur Jateng Baru Prioritaskan Industri Hijau dan Energi Terbarukan
Institute for Essential Services Reform (IESR) meminta Gubernur Jawa Tengah yang baru untuk memprioritaskan pengembangan industri hijau dan energi terbarukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Jawa Tengah.
![IESR Desak Gubernur Jateng Baru Prioritaskan Industri Hijau dan Energi Terbarukan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/130031.326-iesr-desak-gubernur-jateng-baru-prioritaskan-industri-hijau-dan-energi-terbarukan-1.jpg)
Semarang, 7 Juli 2024 - Institute for Essential Services Reform (IESR) mendesak Gubernur Jawa Tengah terpilih untuk menjadikan penerapan industri hijau sebagai prioritas utama dalam agenda pembangunan provinsi. Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menekankan pentingnya perhatian khusus terhadap pengembangan industri hijau dan energi terbarukan di Jawa Tengah.
Jawa Tengah, sebagai salah satu provinsi dengan kontribusi ekonomi signifikan bagi Indonesia, memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam transisi ke ekonomi hijau. Potensi ini mencakup basis industri yang kuat dan sumber daya alam yang mendukung pengembangan industri hijau dan energi terbarukan. Dengan memanfaatkan potensi ini secara optimal, Jawa Tengah dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pentingnya Industri Hijau dan Energi Terbarukan di Jawa Tengah
Menurut Fabby Tumiwa, transisi ke industri hijau dan pemanfaatan energi terbarukan akan memberikan sejumlah manfaat bagi Jawa Tengah. Salah satu manfaat utamanya adalah peningkatan efisiensi dan daya saing industri. Dengan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, industri dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan profitabilitas.
IESR mendorong penggunaan energi surya sebagai solusi yang hemat biaya dan ramah lingkungan. Energi surya, yang semakin terjangkau, dapat menjadi tulang punggung transisi energi di Jawa Tengah. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim.
Selain itu, pemanfaatan energi terbarukan juga akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sehingga dapat meningkatkan ketahanan energi Jawa Tengah dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan energi terbarukan juga dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan.
Upaya Mengurangi Konsumsi BBM dan Meningkatkan Transportasi Publik
Selain fokus pada transisi energi, IESR juga menyoroti pentingnya upaya untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Jawa Tengah. Dengan mobilitas masyarakat yang tinggi, perlu adanya peningkatan kualitas dan aksesibilitas transportasi publik. Hal ini akan mengurangi kebergantungan pada kendaraan pribadi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Fabby Tumiwa menekankan pentingnya pergeseran penggunaan kendaraan bermotor ke kendaraan yang berbahan bakar non-BBM, seperti kendaraan listrik. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah perlu mendorong penggunaan kendaraan listrik melalui berbagai kebijakan insentif dan infrastruktur pendukung, seperti pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Implementasi kebijakan ini membutuhkan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan dukungan dari semua pemangku kepentingan, Jawa Tengah dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menjadi contoh bagi provinsi lain dalam penerapan industri hijau dan energi terbarukan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, IESR berharap Gubernur Jawa Tengah yang baru akan menjadikan pengembangan industri hijau dan energi terbarukan sebagai prioritas utama. Dengan memanfaatkan potensi yang ada dan menerapkan kebijakan yang tepat, Jawa Tengah dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah dan kolaborasi aktif dari semua pemangku kepentingan.