IHSG Menguat 0,27 Persen di Tengah Pelemahan Bursa Asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,27 persen di tengah pelemahan bursa saham regional Asia, didorong keputusan ECB dan pernyataan Presiden Trump terkait bea masuk.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Jumat sore, 7 Juli 2023, dengan kenaikan 18,15 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.636,00. Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia. Sementara itu, indeks LQ45 yang melacak 45 saham unggulan justru mengalami penurunan 3,10 poin atau 0,41 persen, berada di posisi 750,39.
Penguatan IHSG ini dipengaruhi oleh beberapa faktor global. Salah satunya adalah pengumuman Presiden Trump yang menyatakan bahwa barang impor asal Meksiko yang termasuk dalam United States-Mexico-Canada Trade Agreement (USMCA) tidak akan dikenai bea masuk selama satu bulan. Pernyataan ini kemudian diklarifikasi mencakup juga barang-barang USMCA dari Kanada.
Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah keputusan bank sentral Eropa (ECB) yang menurunkan tiga suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Penurunan ini meliputi Deposit Facility Rate menjadi 2,50 persen, Main Refinancing Rate menjadi 2,65 persen, dan Marginal Lending Rate menjadi 2,90 persen. ECB menilai langkah ini sebagai upaya pelonggaran kebijakan moneter, yang diharapkan dapat meringankan biaya pinjaman bagi dunia usaha dan rumah tangga.
Pengaruh Keputusan Global terhadap IHSG
Keputusan ECB dan pernyataan Presiden Trump tersebut memberikan sentimen positif terhadap pasar saham domestik. Meskipun bursa saham regional Asia cenderung melemah, IHSG mampu bertahan di zona hijau sepanjang sesi perdagangan. Hal ini menunjukkan resiliensi pasar saham Indonesia terhadap tekanan eksternal.
Penguatan IHSG terlihat sejak pembukaan perdagangan. Tren positif ini berlanjut hingga penutupan sesi pertama dan kedua. Enam sektor mengalami penguatan, dengan sektor teknologi memimpin kenaikan sebesar 4,95 persen, diikuti sektor barang baku (2,51 persen) dan properti (0,99 persen).
Sebaliknya, lima sektor lainnya mengalami penurunan. Sektor transportasi & logistik mengalami penurunan terbesar sebesar 0,91 persen, diikuti sektor kesehatan (0,58 persen) dan industri (0,54 persen). Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain SONA, MREI, PUDP, MTFN, dan JSPT, sementara pelemahan terbesar dialami FORU, KOTA, KONI, PGUN, dan INET.
Aktivitas Perdagangan dan Pergerakan Bursa Regional
Aktivitas perdagangan saham terbilang cukup tinggi, dengan frekuensi transaksi mencapai 963.200 kali. Jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 20,78 miliar lembar senilai Rp10,38 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 338 saham naik, 260 saham turun, dan 357 saham stagnan.
Berbeda dengan IHSG, bursa saham regional Asia justru menunjukkan pelemahan. Indeks Nikkei anjlok 817,76 poin atau 2,17 persen ke 36.887,17. Indeks Kuala Lumpur juga melemah 0,75 poin atau 11,64 persen ke 1.547, dan indeks Straits Times turun 20,92 poin atau 0,54 persen ke 3.919,32. Hanya indeks Shanghai yang menunjukkan penguatan tipis sebesar 8,55 poin atau 0,25 persen, mencapai 3.372,55.
Secara keseluruhan, kinerja IHSG yang menguat di tengah pelemahan bursa regional menunjukkan ketahanan pasar saham Indonesia. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh sentimen positif dari keputusan ECB dan pernyataan Presiden Trump, serta faktor-faktor domestik lainnya yang tidak dijelaskan dalam laporan ini. Perlu dipantau perkembangan selanjutnya untuk melihat keberlanjutan tren positif ini.