IHSG Menguat 1,11 Persen, Dipimpin Sektor Teknologi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,11 persen pada Kamis, didorong oleh kinerja positif sektor teknologi dan kebijakan buyback saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Kamis sore, 20 Maret 2023. Penguatan ini terutama ditopang oleh saham-saham di sektor teknologi, yang menunjukkan kinerja positif. IHSG naik 70,01 poin atau 1,11 persen, mencapai posisi 6.381,67. Kenaikan ini terjadi meskipun indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, justru turun 1,47 poin (0,21 persen) ke posisi 711,67.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus atau Nico, memberikan analisisnya terkait penguatan IHSG. Ia menyatakan bahwa pasar merespon hasil rapat FOMC The Fed yang mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir tahun. Pernyataan ini memberikan sentimen positif bagi pasar saham Indonesia.
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 hingga 4,50 persen, meskipun diiringi prediksi dua kali pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin sepanjang tahun, menunjukkan sikap hati-hati otoritas AS dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Ketua The Fed, Jerome Powell, menekankan perlunya menunggu informasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
Penguatan IHSG Didorong Kebijakan Buyback dan Stabilitas Rupiah
Penguatan IHSG juga dipengaruhi oleh faktor domestik. Aksi beli yang agresif dari emiten konglomerasi dan BUMN memberikan kontribusi signifikan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperbolehkan buyback saham tanpa perlu persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Kebijakan ini meningkatkan kepercayaan investor (risk-appetite).
Bank Indonesia (BI) juga berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dengan mempertahankan suku bunga acuan. Langkah ini sejalan dengan upaya menjaga inflasi tetap terkendali di kisaran target 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2025 dan 2026, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Pemerintah juga diharapkan untuk konsisten dalam menerapkan kebijakan fiskal yang disiplin dan pro-pertumbuhan untuk lebih meningkatkan kepercayaan investor. Pasar menantikan langkah-langkah kebijakan selanjutnya dari pemerintah.
Sektor Teknologi Terdepan, IHSG Menguat Sepanjang Perdagangan
IHSG dibuka menguat dan terus berada di zona hijau hingga penutupan sesi pertama dan kedua perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor mengalami penguatan, dengan sektor teknologi memimpin kenaikan sebesar 10,10 persen. Sektor transportasi dan logistik serta sektor barang baku juga menunjukkan kinerja positif, masing-masing naik 2,35 persen dan 2,16 persen.
Sebaliknya, sektor keuangan dan sektor barang konsumen primer mengalami pelemahan, masing-masing turun 0,88 persen dan 0,62 persen. Saham-saham seperti MINA, FORU, POLU, RONY, dan SAFE mencatatkan penguatan terbesar, sementara IFII, ACES, BOAT, dan MIRA mengalami pelemahan terbesar.
Total frekuensi perdagangan mencapai 1.093.000 kali transaksi, dengan volume saham diperdagangkan sebanyak 16,17 miliar lembar senilai Rp11,30 triliun. Tercatat 318 saham naik, 286 saham turun, dan 353 saham stagnan.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Sementara itu, bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei menguat 0,25 persen, indeks Shanghai melemah 0,10 persen, indeks Kuala Lumpur turun 0,66 persen, dan indeks Straits Times naik 0,31 persen.
Secara keseluruhan, penguatan IHSG menunjukkan sentimen positif pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia, meskipun masih dihadapkan pada ketidakpastian global. Kebijakan pemerintah dan bank sentral yang mendukung stabilitas ekonomi menjadi faktor kunci dalam menjaga kepercayaan investor.