IHSG Tutup Melemah: Infrastruktur Tertekan, Ekonomi RI Tumbuh 5,03 Persen
IHSG ditutup melemah 0,80 persen ke 7.017,20, dipimpin penurunan sektor infrastruktur, meskipun ekonomi RI tumbuh positif 5,03 persen secara year on year di 2024.
![IHSG Tutup Melemah: Infrastruktur Tertekan, Ekonomi RI Tumbuh 5,03 Persen](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220143.890-ihsg-tutup-melemah-infrastruktur-tertekan-ekonomi-ri-tumbuh-503-persen-1.jpg)
Jakarta, 5 Februari 2024 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup melemah, dipimpin oleh saham-saham sektor infrastruktur. Penurunan ini terjadi meskipun data ekonomi domestik menunjukkan pertumbuhan yang positif.
IHSG dan LQ45 Menurun
IHSG berakhir turun 52,26 poin atau 0,80 persen, menetap di posisi 7.017,20. Indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, juga mengalami penurunan sebesar 9,07 poin atau 1,12 persen, berada di angka 800,94. Penurunan ini menarik perhatian investor dan analis pasar.
Faktor Global dan Antisipasi Data Ekonomi
Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia mencatat, investor global sedang mengantisipasi beberapa rilis data ekonomi penting. Laporan penggajian swasta ADP Amerika Serikat, data perdagangan internasional, dan Indeks Layanan ISM menjadi fokus utama. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sentimen global ini.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Positif
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan kabar baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,03 persen year on year (yoy) secara kumulatif sepanjang tahun 2024. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai angka yang signifikan, yaitu Rp22.138,96 triliun.
Sentimen Positif dari AS dan Pergerakan Sektoral
Dari luar negeri, terdapat sentimen positif dari kesepakatan Amerika Serikat untuk menghentikan pungutan yang lebih agresif terhadap Kanada dan Meksiko. Namun, dampaknya terhadap IHSG masih terbatas. Analisis sektoral menunjukkan tiga sektor menguat, yaitu barang baku (0,53 persen), properti (0,31 persen), dan teknologi (0,09 persen). Sebaliknya, sektor infrastruktur mengalami penurunan paling dalam, mencapai minus 1,36 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan keuangan (masing-masing minus 1,19 persen).
Pergerakan Saham Individu dan Volume Perdagangan
Saham-saham dengan penguatan terbesar antara lain SONA, SAFE, OBAT, AIMS, dan SMDM. Di sisi lain, LION, DNAR, TAXI, SHID, dan JGLE mengalami pelemahan terbesar. Aktivitas perdagangan terbilang tinggi, dengan frekuensi transaksi mencapai 1.279.166 kali, melibatkan 26,82 miliar lembar saham senilai Rp11,59 triliun. Tercatat 243 saham naik, 327 saham turun, dan 231 saham stagnan.
Perbandingan dengan Pasar Regional
Sebagai perbandingan, bursa saham regional Asia menunjukkan kinerja yang beragam. Nikkei menguat 0,09 persen, sementara Shanghai melemah 0,65 persen. Kuala Lumpur dan Straits Times mencatatkan penguatan masing-masing 0,09 persen dan 0,14 persen. Perbedaan kinerja ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks dan dipengaruhi faktor-faktor spesifik masing-masing negara.