INASAR Pulang dari Misi Kemanusiaan Myanmar, 5 Korban Ditemukan
Tim INASAR telah kembali ke Indonesia setelah menjalankan misi kemanusiaan di Myanmar pasca gempa, berhasil menemukan 5 korban meninggal dan akan menjalani pemeriksaan kesehatan.

Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) telah menyelesaikan misi kemanusiaan di Myanmar dan kembali ke Tanah Air pada Sabtu, 12 April 2025. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 12.00 WIB. Misi ini berfokus pada pencarian dan pertolongan korban gempa bumi di Kota Naypyidaw, Myanmar, yang terjadi awal April.
Seluruh personel INASAR telah kembali, kecuali tim medis darurat (EMT) dari Kementerian Kesehatan yang masih bertugas di Myanmar hingga 23 April 2025. Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Noer Isrodin, mengkonfirmasi kepulangan tim dan menjelaskan bahwa Kepala Basarnas memberikan apresiasi atas dedikasi tim INASAR yang bertugas selama masa Lebaran Idul Fitri 2025.
Penyerahan piagam penghargaan kepada 60 anggota tim INASAR dijadwalkan pada Senin, 14 April 2025, di Kantor Basarnas Pusat. Selain itu, seluruh anggota tim akan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dari Pusat Krisis Kementerian Kesehatan untuk memastikan kondisi mereka prima setelah menjalankan operasi SAR yang melelahkan sejak 1 April 2025.
Misi INASAR di Myanmar: Penemuan Korban dan Kerja Sama Internasional
Selama menjalankan operasi kemanusiaan, tim INASAR bekerja sama dengan solid dengan tim SAR internasional lainnya. Mereka berhasil menemukan dan mengevakuasi lima korban meninggal dunia dari bawah reruntuhan bangunan di Thukha Theiddhi Ward, Naypyidaw. "Lima orang korban. Tidak ada penambahan korban yang ditemukan karena otoritas Myanmar secara resmi menutup operasi pencarian dan pertolongan pada 6 April (sepekan setelah peristiwa gempa bumi)," jelas Noer Isrodin.
Meskipun operasi SAR telah resmi ditutup oleh otoritas Myanmar, misi INASAR tetap memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pencarian dan evakuasi korban gempa. Kerja sama internasional yang terjalin selama operasi ini menunjukkan solidaritas global dalam menghadapi bencana alam.
Keberhasilan INASAR dalam menemukan korban dan mengevakuasi mereka merupakan bukti nyata dari profesionalisme dan dedikasi tim dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Pengalaman ini tentu akan menjadi pembelajaran berharga bagi tim INASAR dalam menghadapi misi serupa di masa mendatang.
Pemeriksaan Kesehatan dan Penghargaan
Setelah menjalankan tugas yang berat dan melelahkan, seluruh anggota tim INASAR akan menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan mereka tetap prima dan mencegah potensi masalah kesehatan akibat kelelahan fisik dan mental pasca operasi SAR. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan para personel yang telah berjuang dalam misi kemanusiaan.
Selain pemeriksaan kesehatan, pemerintah Indonesia juga akan memberikan penghargaan kepada seluruh anggota tim INASAR atas dedikasi dan kontribusi mereka dalam misi kemanusiaan di Myanmar. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas pengorbanan dan kerja keras mereka dalam membantu korban gempa bumi di tengah suasana Lebaran Idul Fitri 2025.
Piagam penghargaan yang akan diberikan pada Senin, 14 April 2025, diharapkan dapat menjadi motivasi dan penyemangat bagi tim INASAR untuk terus menjalankan tugas kemanusiaan dengan penuh dedikasi dan profesionalisme di masa mendatang. Semoga pengalaman ini dapat menjadi bekal berharga bagi tim dalam menghadapi tantangan serupa di masa depan.
Proses pemulangan dan pemeriksaan kesehatan ini menandai berakhirnya misi kemanusiaan INASAR di Myanmar. Namun, semangat kemanusiaan dan dedikasi tim INASAR akan selalu diingat dan dihargai oleh bangsa Indonesia.