Indonesia Ajak Malaysia Kembangkan Ekosistem Semikonduktor ASEAN
Wakil Menteri Luar Negeri RI mengusulkan kerja sama pengembangan ekosistem semikonduktor antara Indonesia dan Malaysia, memanfaatkan potensi sumber daya dan talenta di kawasan ASEAN untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Kuala Lumpur, 13 Februari 2024 - Indonesia resmi mengajak Malaysia untuk berkolaborasi mengembangkan ekosistem manufaktur semikonduktor di kawasan ASEAN. Usulan ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno, setelah memberikan kuliah umum di Management and Science University, Shah Alam, Selangor, Malaysia.
Dalam kuliahnya yang bertema "The Muafakat Indonesia-Malaysia for Economic Growth and Security Stability of ASEAN in the Digital Age", Havas menekankan potensi besar yang dimiliki kedua negara. "Indonesia memiliki hardware, raw mineral, dan talenta yang memadai di sektor semikonduktor. Kita perlu memanfaatkan aset ini secara maksimal," tegasnya.
Potensi Ekosistem Semikonduktor ASEAN
Havas memaparkan keberadaan ekosistem manufaktur semikonduktor yang telah ada di beberapa negara ASEAN, termasuk Malaysia (Johor dan Penang), Singapura, serta Indonesia (Batam dan Bintan). Pabrik-pabrik semikonduktor dari berbagai negara terus berinvestasi di kawasan ini, menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan.
Ia menambahkan, "Ini adalah ekosistem yang sudah ada dan terus berkembang. Kita perlu mengembangkannya lebih lanjut untuk masa depan." Gagasan kolaborasi ini juga telah dibahas langsung dengan Sekretaris Politik Senior Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Shamsul Iskandar, di sela-sela kuliah umum tersebut. Keduanya mendiskusikan potensi kerja sama jangka panjang, khususnya dalam konteks kepemimpinan Malaysia di ASEAN saat ini.
Kolaborasi Jangka Panjang: Riset dan Pengembangan
Havas menargetkan pengembangan ekosistem semikonduktor ini sebagai proyek jangka panjang, yang dapat diwujudkan dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun mendatang. Salah satu fokus kolaborasi adalah riset dan pengembangan di bidang ekonomi digital. Ia mencontohkan DeepSeek, teknologi open source dari China, sebagai inspirasi pengembangan teknologi serupa di kawasan ASEAN.
"Jika China bisa mengembangkan DeepSeek, mengapa kita tidak bisa? Ini teknologi open source, bukan teknologi tertutup," ujar Havas. Ia menyarankan kompetisi atau kontes pengembangan kecerdasan buatan (AI) antara pengembang Indonesia dan Malaysia, dengan pendanaan yang memadai, untuk menciptakan teknologi AI dengan ciri khas Nusantara.
Strategi Kolaborasi Indonesia-Malaysia
Havas menekankan pentingnya Indonesia dan Malaysia mengoptimalkan posisi strategis masing-masing negara. Kolaborasi ini perlu mempertimbangkan kekuatan ekonomi, stabilitas politik kedua negara, serta ketersediaan bahan baku mineral. Dengan menggabungkan kekuatan dan sumber daya, kedua negara dapat menciptakan ekosistem semikonduktor yang kompetitif di tingkat global.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara, tetapi juga memperkuat posisi ASEAN dalam industri semikonduktor global. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Indonesia dan Malaysia untuk memanfaatkan potensi regional demi kemajuan bersama.