Indonesia-AS Sepakat Perkuat Hubungan Ekonomi: Proposal RI Diapresiasi
Pemerintah Amerika Serikat memberikan apresiasi positif terhadap proposal Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi bilateral, mencakup pengaturan tarif, non-tarif, dan keseimbangan neraca perdagangan.

Jakarta, 28 April 2024 - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan apresiasi terhadap proposal komprehensif yang diajukan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral. Hal ini disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto seusai melapor kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/4). Kunjungan Airlangga ke AS bertujuan memperkuat hubungan ekonomi kedua negara, khususnya dalam menyeimbangkan neraca perdagangan.
Airlangga menjelaskan, "Secara prinsip, apa yang ditawarkan Indonesia dalam bentuk surat yang diajukan mendapatkan apresiasi dari Amerika, karena surat yang Indonesia masukkan relatif komprehensif." Proposal tersebut mencakup pengaturan tarif dan non-tarif, serta langkah-langkah konkret untuk mencapai keseimbangan neraca perdagangan yang lebih menguntungkan kedua negara. Delegasi Indonesia bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk U.S. Trade Representative, Secretary of Commerce Lutnick, dan Secretary of Treasury Bessent.
Indonesia berkomitmen pada prinsip perdagangan yang adil dan seimbang ('fair and square'), memastikan keuntungan bersama. Sebagai tindak lanjut, Presiden Prabowo menyetujui pembentukan tiga satuan tugas (satgas) untuk mempercepat implementasi hasil perundingan. Ketiga satgas tersebut akan fokus pada perundingan perdagangan dan investasi, perluasan kesempatan kerja dan mitigasi PHK, serta deregulasi kebijakan untuk meningkatkan iklim investasi.
Perjanjian Kerahasiaan dan Fokus pada Solusi Bersama
Untuk menjaga kelancaran pembahasan, Indonesia dan AS menandatangani non-disclosure agreement (NDA). Hal ini memastikan proses perundingan dilakukan secara tertutup dan kondusif. "Presiden Prabowo menekankan bahwa pendekatan kita harus mengarah pada win-win solution, sehingga tidak ada negara yang diperlakukan berbeda," ujar Airlangga. Penekanan pada solusi bersama ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk membangun kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menugaskan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Luar Negeri Sugiono untuk bernegosiasi ke AS. Delegasi Indonesia, yang dipimpin Airlangga, bertemu dengan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dan Duta Besar USTR, Jamieson Greer, pada 17 April lalu. Pertemuan tersebut menjadi langkah awal dalam upaya membangun hubungan ekonomi yang lebih kuat dan seimbang antara Indonesia dan AS.
Rincian Proposal dan Satuan Tugas
Proposal komprehensif yang diajukan Indonesia mencakup beberapa poin penting, antara lain:
- Pengaturan tarif impor dan ekspor untuk menciptakan pasar yang lebih adil.
- Penyesuaian kebijakan non-tarif untuk mempermudah akses pasar bagi produk Indonesia dan AS.
- Langkah-langkah konkret untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia terhadap AS.
Tiga satuan tugas yang dibentuk akan bekerja secara terintegrasi untuk memastikan implementasi hasil perundingan berjalan efektif dan efisien. Pembentukan satgas ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan keseimbangan ekonomi yang saling menguntungkan dengan AS.
Kunjungan delegasi Indonesia ke AS dan respon positif dari pemerintah AS menandai babak baru dalam hubungan ekonomi bilateral kedua negara. Dengan komitmen bersama dan kerja sama yang intensif, diharapkan keseimbangan neraca perdagangan dapat tercapai, serta tercipta iklim investasi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.