Indonesia Disarankan Bernegosiasi dengan China Terkait Kebijakan Tarif AS
Wakil Ketua DEN, Mari Elka Pangestu, menyarankan Indonesia untuk bernegosiasi dengan China sebagai respons atas kebijakan tarif AS, seraya menekankan pentingnya reformasi domestik dan kerja sama ASEAN.

Jakarta, 13 April 2024 - Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, mengusulkan agar Pemerintah Indonesia tidak hanya berfokus pada negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan tarif Presiden Donald Trump, tetapi juga perlu melibatkan China dalam upaya diplomasi tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Mari Elka dalam acara The Yudhoyono Institute (TYI) bertajuk "Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global" di Jakarta, Minggu lalu. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang berwawasan ke depan dan melibatkan berbagai pihak dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang kompleks.
Alasan utama usulan ini adalah karena China, sebagai kekuatan ekonomi global, akan menghadapi AS dan secara bersamaan berupaya membangun hubungan yang lebih kuat dengan ASEAN. Oleh karena itu, Indonesia perlu mempertimbangkan strategi yang tepat untuk menjaga kepentingan nasional di tengah persaingan tersebut.
Strategi Negosiasi dan Penguatan Ekonomi Domestik
Mari Elka menekankan pentingnya negosiasi dengan itikad baik, baik dengan AS maupun China. Ia menambahkan, "Kita perlu melakukan diplomasi dan forward looking engagement tidak hanya dengan AS, tetapi juga dengan China." Selain negosiasi, Indonesia juga harus fokus pada penguatan sistem ekonomi domestik melalui reformasi nyata.
Indonesia perlu mengantisipasi dampak dari pergeseran perdagangan (trade diversion), salah satunya adalah potensi banjir impor akibat kurangnya kesiapan dalam mengelola peralihan barang-barang ekspor dari pasar AS. Reformasi internal menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini.
Lebih lanjut, Mari Elka menyarankan ASEAN untuk memberikan respons kolektif yang berfokus pada pembangunan kepercayaan. Hal ini termasuk memperkuat komitmen terhadap World Trade Organisation (WTO) dan melakukan reformasi domestik secara menyeluruh.
Kerja Sama ASEAN dan Prioritas Nasional
Menurut Mari Elka, upaya diplomasi yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto dan pernyataan para menteri ekonomi ASEAN menunjukkan langkah awal yang baik. Namun, ASEAN harus menghindari proteksionisme, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan lebih fokus pada reformasi ekonomi domestik.
Meskipun menekankan pentingnya kerja sama regional, Mari Elka juga mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk memprioritaskan kepentingan nasional. Kontribusi Indonesia untuk tatanan regional dan global harus didasarkan pada pondasi ekonomi domestik yang kuat.
Ia menambahkan, "Saya yakin kita tetap bisa mengambil peran dalam hal ini, tapi semuanya harus dimulai dari reformasi dalam negeri kita sendiri." Hal ini menunjukkan pentingnya strategi yang terintegrasi, yang menggabungkan negosiasi internasional dengan penguatan ekonomi domestik.
Kesimpulannya, saran dari Wakil Ketua DEN ini menyoroti perlunya strategi yang komprehensif bagi Indonesia dalam menghadapi dinamika perdagangan global. Negosiasi dengan berbagai pihak, termasuk China, dipadukan dengan reformasi ekonomi domestik dan kerja sama ASEAN, diharapkan dapat melindungi dan meningkatkan kepentingan ekonomi nasional.