Indonesia-Inggris Perkuat Kemitraan Strategis Sektor Digital
Indonesia dan Inggris resmi memperkuat kerja sama sektor digital, mencakup transformasi digital, inklusi digital, penanganan misinformasi, dan pemanfaatan AI, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta.
Indonesia dan Inggris semakin erat menjalin kemitraan strategis di bidang digital. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Parlemen Indo-Pasifik Inggris pada Selasa, 21 Januari 2024, bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Kerja sama ini diharapkan akan mendorong kemajuan digital di Indonesia.
Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, menjelaskan bahwa kemitraan ini mencakup berbagai bidang penting. Kolaborasi akan difokuskan pada percepatan transformasi digital, peningkatan akses dan inklusi digital bagi seluruh lapisan masyarakat, serta penanganan isu misinformasi dan disinformasi yang semakin berkembang. Tidak hanya itu, pemanfaatan teknologi terkini seperti Artificial Intelligence (AI) juga menjadi fokus utama kerja sama ini.
Nezar Patria menekankan pentingnya kemitraan strategis ini: "Kemitraan ini mencerminkan kerja sama yang langgeng dan komitmen bersama untuk memajukan kepentingan kedua negara," ujarnya usai penandatanganan nota kesepahaman bersama Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen Indo-Pasifik Inggris, Catherine West, di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat. Kesepakatan ini juga mencakup dukungan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pertahanan, dan adaptasi perubahan iklim.
Lebih lanjut, Nezar Patria menjelaskan bahwa kemitraan ini sejalan dengan tema kerja sama bilateral Indonesia-Inggris. Salah satu fokus utama adalah peningkatan akses dan inklusi digital untuk mengatasi kesenjangan digital di Indonesia. "Kominfo bertujuan untuk menjembatani kesenjangan digital, memastikan akses teknologi yang adil di seluruh wilayah," tambahnya. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga berbagi pengalaman dalam penanganan misinformasi dan disinformasi.
Strategi Indonesia dalam memerangi misinformasi meliputi edukasi publik, pemantauan konten secara intensif, dan penegakan hukum yang tegas. Selain itu, kedua negara juga membahas penguatan kolaborasi di bidang AI, termasuk strategi AI nasional Indonesia dan pedoman etika AI di sektor bisnis. Potensi kerja sama investasi infrastruktur digital, khususnya untuk konektivitas yang lebih merata juga menjadi bagian dari pembahasan.
Salah satu proyek infrastruktur digital yang dibahas adalah Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-2. "SATRIA-2, satelit kembar dengan kapasitas 300 Gbps, membutuhkan investasi konstruksi sekitar 860 juta dolar AS," jelas Nezar Patria. Kerja sama juga akan mencakup dukungan dalam komunikasi strategis pemerintah terkait keamanan digital, serta regulasi dan tata kelola digital.
Dengan kemitraan ini, Kementerian Kominfo berharap dapat mendorong transformasi digital sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, kemajuan masyarakat, dan kepemimpinan internasional Indonesia. Dalam pertemuan dan penandatanganan nota kesepahaman tersebut, Nezar Patria didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kominfo dan Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kerja Sama Internasional.