Indonesia Kembangkan Mekanisme Perdagangan Karbon Sektor FOLU
Kementerian Kehutanan Indonesia tengah menyiapkan mekanisme perdagangan karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU) untuk mendukung target penyerapan karbon dan komitmen iklim internasional.
Indonesia Majukan Pasar Karbon Sektor FOLU
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, mengumumkan rencana pengembangan mekanisme perdagangan karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU). Pengumuman ini disampaikan Senin lalu, setelah peluncuran pasar karbon internasional Indonesia. Langkah ini dinilai momentum penting dalam implementasi penetapan harga karbon, khususnya untuk meningkatkan potensi sektor FOLU.
Mengapa dan Bagaimana?
Kementerian Kehutanan saat ini tengah merancang skema yang diharapkan dapat mendorong minat pasar karbon. Kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dilakukan untuk menjajaki kemungkinan perdagangan karbon berbasis pengurangan emisi di sektor FOLU. Targetnya, Indonesia ingin mencapai kondisi net sink di sektor FOLU pada tahun 2030, di mana penyerapan karbon melampaui emisi.
Peluncuran pasar karbon internasional Indonesia merupakan upaya nyata pemerintah untuk memenuhi komitmen dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29) di Baku, Azerbaijan, tahun 2024. OJK siap mendukung kementerian dan lembaga lain dalam implementasi penetapan harga karbon melalui mekanisme seperti perdagangan karbon, termasuk pengurangan emisi dari sektor FOLU.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menambahkan bahwa inisiatif ini memiliki nilai tambah lebih besar dari sekadar pengurangan emisi karbon. Kerja sama antar kementerian dan lembaga menjadi kunci keberhasilan inisiatif ini.
Kesimpulan
Inisiatif pengembangan mekanisme perdagangan karbon sektor FOLU menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi dan mencapai target iklim. Kolaborasi antara Kementerian Kehutanan dan OJK diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif dalam pasar karbon dan mencapai net sink di sektor FOLU pada tahun 2030.