InJourney Catat 741.000 Pergerakan Penumpang di Puncak Mudik Lebaran 2025
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney) mencatat 741.000 pergerakan penumpang pesawat di puncak arus mudik Lebaran 2025, dengan Bandara Soekarno-Hatta sebagai yang tersibuk.

PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) mencatat rekor pergerakan penumpang pesawat sebanyak 741.000 orang pada puncak arus mudik Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi, tepatnya pada tanggal 28 Maret 2025. Puncak arus mudik ini bertepatan dengan dimulainya hari libur Lebaran dan kedekatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, mengumumkan angka tersebut di Tangerang, Jumat lalu, menjelaskan bahwa prediksi jumlah penumpang telah mencapai angka tersebut.
Antisipasi terhadap lonjakan penumpang ini telah dilakukan InJourney dengan kesiapsiagaan penuh dari seluruh staf di 37 bandara yang dikelolanya. Seluruh fasilitas, baik di sisi darat (land side) maupun sisi udara (air side), dipastikan dalam kondisi prima dan siap beroperasi optimal. Hal ini mencakup perawatan menyeluruh mulai dari terminal penumpang hingga infrastruktur pendukung penerbangan seperti runway, taxiway, dan apron.
Untuk memastikan kelancaran arus mudik, InJourney Airports menerapkan manajemen trafik penerbangan yang efektif. Strategi ini meliputi penyesuaian slot time (waktu take off dan landing), alokasi slot time untuk penerbangan tambahan (extra flight), penyesuaian jam operasional bandara, dan optimalisasi kapasitas terminal penumpang. Semua upaya ini bertujuan untuk meminimalisir potensi penumpukan dan memastikan kenyamanan para pemudik.
Bandara Soekarno-Hatta: Pusat Arus Mudik
Bandara Soekarno-Hatta, sebagai bandara terbesar di Indonesia, mencatatkan pergerakan penumpang tertinggi pada puncak arus mudik, diperkirakan mencapai 243.000 penumpang. InJourney Airports telah menerapkan program rebalancing untuk mengoptimalkan peran seluruh terminal (Terminal 1, 2, dan 3) dalam melayani lonjakan penumpang ini. Program ini terbukti efektif, menghasilkan kelancaran operasional dan mencegah kemacetan, meskipun terjadi peningkatan jumlah penumpang sekitar 8-10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Keberhasilan program rebalancing ini tidak terlepas dari revitalisasi Terminal 1B dan Terminal 2F yang telah rampung. Terminal 2F kini difungsikan sebagai pusat keberangkatan dan kedatangan penerbangan umrah reguler dan charter Garuda Indonesia, serta penerbangan charter umrah maskapai lain. Pembagian beban operasional yang merata di ketiga terminal memastikan pelayanan yang efisien dan efektif.
"Peningkatan jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta pada angkutan lebaran cukup tinggi sekitar 8-10 persen. Namun demikian, pelayanan berjalan lancar dan tidak terjadi kemacetan. Ini karena rebalancing yang kami lakukan sehingga pergerakan penumpang dapat terbagi dengan baik melalui Terminal 1, 2 dan 3," jelas Faik Fahmi.
Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Lainnya
Selain Bandara Soekarno-Hatta, Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali juga mengalami peningkatan signifikan jumlah penumpang, diperkirakan mencapai 106.000 penumpang pada puncak arus mudik. InJourney Airports telah melakukan berbagai persiapan, termasuk optimalisasi akses kendaraan, perluasan, dan penataan ulang area terminal. Penambahan fasilitas seperti 10 unit penurunan bagasi di area keberangkatan juga dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.
"Bandara I Gusti Ngurah Rai telah melakukan optimalisasi akses kendaraan serta perluasan dan penataan ulang area terminal untuk siap dalam angkutan lebaran termasuk pada puncak arus mudik," tambah Faik Fahmi.
Selama periode angkutan Lebaran (21-27 Maret 2025), seluruh bandara InJourney Airports telah melayani 3,2 juta penumpang dan 24.481 penerbangan. Lima bandara tersibuk selain Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai adalah Juanda Surabaya (283.000 penumpang), Sultan Hasanuddin Makassar (202.000 penumpang), dan Kualanamu Deli Serdang (146.000 penumpang).
Lonjakan jumlah penerbangan juga signifikan, ditandai dengan beroperasinya 708 penerbangan tambahan (extra flight) yang dioperasikan oleh berbagai maskapai penerbangan.
Secara keseluruhan, kesiapan InJourney Airports dalam menghadapi puncak arus mudik Lebaran 2025 telah berjalan dengan baik, ditandai dengan kelancaran pergerakan penumpang di berbagai bandara di Indonesia. Hal ini menunjukkan keberhasilan strategi manajemen dan optimalisasi infrastruktur yang dilakukan oleh pihak pengelola.