Penumpang Lebaran di Bandara Soetta Tembus 2,7 Juta, Mencapai 70% Proyeksi
Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) melayani 2,7 juta penumpang selama periode mudik Lebaran 2025, mencapai 70% dari proyeksi awal 3,7 juta penumpang, dengan puncak arus balik diperkirakan pada 6-7 April.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang, Banten, mencatatkan jumlah penumpang yang signifikan selama periode angkutan Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah. Berdasarkan laporan PT Angkasa Pura Indonesia (API) Kantor Cabang Bandara Soetta, hingga Minggu, 6 April 2025, tercatat sebanyak 2,7 juta penumpang telah dilayani. Angka ini menandai peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan mendekati target yang telah ditetapkan.
CEO Regional I PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports), Agus Haryadi, menjelaskan bahwa angka 2,7 juta penumpang tersebut mewakili sekitar 70 persen dari proyeksi awal yang mencapai 3,7 juta penumpang. Meskipun belum mencapai target sepenuhnya, Agus optimis angka tersebut akan terus meningkat hingga mendekati proyeksi akhir. Ia menghubungkan peningkatan ini dengan program pemerintah yang menurunkan harga tiket pesawat selama periode mudik Lebaran.
Puncak arus balik Lebaran diprediksi terjadi pada Minggu, 6 April, dan Senin, 7 April 2025. Agus mengungkapkan bahwa pergerakan penumpang harian di Bandara Soetta telah mencapai 122.000 orang, dengan proyeksi mencapai 192.000 orang pada puncak arus balik. Meskipun terdapat selisih antara proyeksi dan realisasi, Agus tetap optimis angka tersebut akan mendekati prediksi akhir sekitar 185.000 penumpang.
Realisasi Penumpang Lebaran di Bandara Soetta Melebihi Ekspektasi
Data yang dirilis oleh PT Angkasa Pura Indonesia menunjukkan tren positif dalam jumlah penumpang di Bandara Soetta selama periode Lebaran 2025. Dibandingkan dengan tahun 2024, terjadi peningkatan sebesar 6,5 persen. Lebih mengesankan lagi, jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi COVID-19, terjadi pemulihan yang signifikan sebesar 14,1 persen. Hal ini menunjukkan pemulihan sektor penerbangan pasca-pandemi dan peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan transportasi udara.
Agus Haryadi menambahkan bahwa rata-rata pergerakan pesawat selama periode tersebut mencapai 1.72 penerbangan. Angka ini menunjukkan tingginya aktivitas penerbangan di Bandara Soetta selama periode mudik dan arus balik Lebaran. Pihak pengelola terus memantau dan mengoptimalkan operasional bandara untuk memastikan kelancaran arus penumpang.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa selisih antara proyeksi dan realisasi jumlah penumpang sekitar tiga persen. Hal ini menunjukkan akurasi prediksi yang cukup tinggi, meskipun fluktuasi tetap mungkin terjadi. Pihak pengelola terus berupaya untuk meningkatkan akurasi prediksi di masa mendatang.
Kinerja InJourney Airports Secara Nasional
Tidak hanya di Bandara Soetta, InJourney Airports juga mencatat kinerja positif secara nasional. Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, menyampaikan bahwa secara kumulatif, sebanyak 10,8 juta penumpang diproyeksikan menggunakan layanan penerbangan di 37 bandara yang dikelola oleh API selama periode mudik Lebaran. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 9,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Faik Fahmi juga menekankan bahwa ini merupakan kali pertama pasca-pandemi jumlah penumpang angkutan Lebaran melebihi 8 persen dari jumlah penumpang pada tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19. Hal ini menunjukkan pemulihan yang signifikan di sektor penerbangan Indonesia dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Secara keseluruhan, data yang dipaparkan menunjukkan tren positif dalam sektor penerbangan Indonesia, khususnya selama periode mudik Lebaran 2025. Bandara Soetta, sebagai salah satu bandara tersibuk di Indonesia, berperan penting dalam memfasilitasi pergerakan penumpang dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi nasional.
Meskipun terdapat selisih antara proyeksi dan realisasi, keberhasilan dalam melayani jutaan penumpang selama periode Lebaran ini menunjukkan kesiapan dan kemampuan Bandara Soetta dalam menghadapi lonjakan penumpang. Hal ini menjadi bukti nyata pemulihan sektor penerbangan pasca pandemi dan optimisme untuk masa depan.