Inovasi Dorong Pendapatan Petani Sulteng, Tingkatkan Kesejahteraan!
Dinas TPH Sulteng luncurkan program inovasi untuk tingkatkan pendapatan petani miskin dan ekstrem, sasar tiga kabupaten lumbung pangan.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) berupaya meningkatkan pendapatan petani melalui program inovasi. Program ini dikhususkan untuk pemberdayaan petani guna mendukung pengentasan kemiskinan ekstrem di daerah tersebut. Upaya ini dipicu oleh data P3KE yang menunjukkan jumlah petani miskin dan berisiko stunting yang cukup signifikan.
Kepala Dinas TPH Sulteng, Nelson Metubun, menjelaskan bahwa petani merupakan sumber daya penting yang perlu diperhatikan kesejahteraannya. Pemberdayaan petani menjadi intervensi konkret untuk mencapai tujuan tersebut. Data P3KE menunjukkan terdapat 55.520 jiwa petani miskin dan 32.917 KK petani miskin ekstrem dan berisiko stunting. Petani miskin ini terkonsentrasi di tiga kabupaten penghasil pangan utama Sulteng: Parigi Moutong, Sigi, dan Donggala.
Program inovasi ini merupakan komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat ekonomi petani dan meningkatkan pendapatan mereka. Intervensi dilakukan melalui pendampingan yang melibatkan pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, desa, penyuluh pertanian, dan kelompok tani. Targetnya adalah melipatgandakan pendapatan petani miskin yang rata-rata hanya Rp500.000 per musim tanam (tiga bulan).
Pendampingan dan Bantuan Bibit Unggulan
Bentuk intervensi yang dilakukan meliputi pemberian bantuan bibit tanaman yang cepat panen (tiga hingga empat bulan), seperti cabai rawit dan jagung, serta bibit tanaman jangka panjang seperti durian dan alpukat. Selain itu, petani juga mendapatkan bantuan pupuk cair dan tanki semprot pertanian.
Sebelumnya, banyak petani miskin yang menerapkan pola tanam sporadis atau berpindah-pindah. Oleh karena itu, pendekatan awal dilakukan melalui penyuluhan dan pembimbingan dengan membentuk kelompok-kelompok tani kecil. Pembentukan kelompok ini bertujuan untuk memudahkan proses pendampingan dan distribusi bantuan.
Pemilihan tanaman cepat panen seperti cabai rawit dan jagung bertujuan untuk memberikan dampak ekonomi yang cepat terasa bagi petani. Sementara bantuan bibit durian dan alpukat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan jangka panjang dan ketahanan ekonomi keluarga petani.
Sulawesi Tengah: Lumbung Pangan dengan Surplus Beras
Sulawesi Tengah merupakan penghasil beras terbesar kedua di Pulau Sulawesi setelah Sulawesi Selatan. Produksi beras pada tahun 2024 mencapai 449.675 ton, dengan konsumsi beras sebanyak 312.175 ton per tahun. Artinya, Sulawesi Tengah memiliki surplus beras sebesar 137.500 ton.
Meskipun demikian, upaya peningkatan pendapatan petani tetap menjadi prioritas. Program inovasi ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap pengentasan kemiskinan ekstrem dan peningkatan kesejahteraan petani di Sulawesi Tengah. Dengan pendampingan dan bantuan yang tepat, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka secara berkelanjutan.
Program ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, penyuluh pertanian, dan kelompok tani dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan program ini dapat mencapai tujuannya dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Sulawesi Tengah.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada ketahanan pangan daerah dan perekonomian masyarakat secara keseluruhan. Dengan petani yang sejahtera, diharapkan akan tercipta pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan di Sulawesi Tengah.