Sulteng Matangkan Strategi Baru Entaskan Kemiskinan: Bukan Sekadar Sembako!
Pemprov Sulteng luncurkan strategi baru atasi kemiskinan dengan fokus pemberdayaan ekonomi dan revitalisasi rumah tidak layak huni, bukan hanya bantuan sembako.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) tengah mematangkan strategi baru untuk memberantas kemiskinan. Gubernur Sulteng, Anwar Hafid, mengungkapkan bahwa bantuan sembako saja tidak cukup. Upaya yang lebih efektif dan berkelanjutan dibutuhkan untuk mengangkat perekonomian masyarakat miskin dan memastikan kesejahteraan mereka.
Inisiatif ini diluncurkan di Palu pada Jumat, 14 Maret. Gubernur menekankan pentingnya pendampingan intensif bagi warga miskin, dengan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bertanggung jawab atas sejumlah warga selama lima tahun hingga mereka mampu mandiri secara ekonomi. Program ini menargetkan perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat Sulteng yang kurang beruntung.
Selain itu, revitalisasi rumah tidak layak huni juga menjadi fokus utama. Gubernur menyadari bahwa kondisi tempat tinggal yang layak merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Strategi ini merupakan bagian integral dari rencana besar Pemprov Sulteng untuk mengatasi kemiskinan secara komprehensif.
Pendampingan Intensif dan Revitalisasi Rumah Tidak Layak Huni
Program pendampingan intensif yang diusulkan Gubernur Anwar Hafid bertujuan untuk memberikan dukungan berkelanjutan kepada warga miskin. Setiap OPD akan bertanggung jawab untuk mendampingi warga binaannya selama lima tahun, membimbing mereka untuk mendapatkan akses ekonomi yang lebih baik dan menciptakan lapangan kerja. Hal ini diharapkan dapat memutus siklus kemiskinan secara efektif.
Revitalisasi rumah tidak layak huni juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Pemprov Sulteng berkomitmen untuk memperbaiki kondisi tempat tinggal warga miskin, memberikan mereka lingkungan yang lebih sehat dan layak huni. Rumah yang layak huni akan meningkatkan kualitas hidup dan mendorong kemandirian ekonomi.
Gubernur juga menekankan pentingnya kestabilan harga pangan. Ia mencatat adanya kesenjangan harga yang signifikan antara Kota Palu dengan daerah kepulauan seperti Banggai Laut dan Tojo Una-Una. Pemerintah Provinsi Sulteng berupaya untuk mengatasi masalah ini agar harga pangan dapat stabil dan merata di seluruh wilayah.
Penguatan Koperasi dan Gudang Penyimpanan
Pengembangan koperasi dan penyediaan gudang penyimpanan atau cold storage di setiap desa juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Hal ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat. Dana desa akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur tersebut, guna memastikan ketersediaan pangan yang stabil sepanjang tahun dan menekan fluktuasi harga.
Dengan adanya gudang penyimpanan, diharapkan hasil panen petani dapat disimpan dengan baik, sehingga dapat dijual pada saat harga sedang tinggi. Hal ini akan meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi kerugian akibat fluktuasi harga. Koperasi juga akan berperan penting dalam mempermudah akses pasar bagi petani dan meningkatkan daya saing produk lokal.
Kepala Bappeda Sulteng, Christina Sandra Terondo, menambahkan bahwa program “Berani Sejahtera” selaras dengan visi nasional dan agenda Presiden. Program ini fokus pada penguatan fondasi transformasi sosial, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan. Program ini mencakup jaminan harga bahan pokok yang murah dan stabil, penyediaan kebutuhan dasar masyarakat, serta penguatan UMKM dan wirausaha lokal.
Komitmen Pemprov Sulteng untuk Kesejahteraan Rakyat
Pemerintah Provinsi Sulteng berkomitmen untuk merevitalisasi rumah tidak layak huni dan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan sosial yang berkelanjutan. Program “Berani Sejahtera” diharapkan dapat menjadi solusi konkret bagi masyarakat Sulteng, memastikan kesejahteraan yang lebih merata dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi daerah. Inisiatif ini menandai perubahan besar dalam pola pikir dan kebijakan, dengan fokus pada dampak nyata bagi rakyat.
Gubernur Anwar Hafid mengajak seluruh OPD dan pemangku kepentingan terkait untuk berinovasi dalam mencari solusi yang konkret dan berkelanjutan. Dengan pendekatan baru ini, diharapkan kemiskinan di Sulawesi Tengah dapat ditekan secara signifikan, sementara harga bahan pokok tetap terjangkau bagi seluruh masyarakat. Program ini menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Sulteng.