IPM Majalengka Naik, Kualitas Hidup Masyarakat Meningkat!
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Majalengka meningkat signifikan menjadi 71,37 poin di tahun 2024, didorong peningkatan angka harapan hidup, pendidikan, dan pengeluaran riil per kapita, menunjukkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
![IPM Majalengka Naik, Kualitas Hidup Masyarakat Meningkat!](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191545.729-ipm-majalengka-naik-kualitas-hidup-masyarakat-meningkat-1.jpg)
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menorehkan prestasi membanggakan dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majalengka, IPM pada tahun 2024 mencapai 71,37 poin, meningkat dari 70,76 poin di tahun 2023. Kenaikan sebesar 0,86 persen ini merupakan angka tertinggi di wilayah aglomerasi Cirebon Raya, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.
Faktor Pendorong Peningkatan IPM
Peningkatan IPM Majalengka ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Sejumlah faktor berkontribusi terhadap capaian positif tersebut. Salah satu faktor kunci adalah peningkatan angka umur harapan hidup (UHH) yang mencapai 74,98 tahun. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan juga terlihat dari peningkatan Harapan Lama Sekolah (HLS) menjadi 12,27 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang mencapai 7,53 tahun. Pertumbuhan ekonomi juga berperan penting, ditunjukkan oleh peningkatan pengeluaran riil per kapita sebesar 4,85 persen, mencapai Rp10,84 juta per tahun.
Kepala BPS Majalengka, Joni Kasmuri, menjelaskan bahwa peningkatan IPM ini mencerminkan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. Hal ini menunjukkan keberhasilan berbagai program pembangunan yang telah dilaksanakan di Majalengka.
Peningkatan di Sektor Lain
Selain peningkatan IPM, BPS Majalengka juga mencatat perkembangan positif di sektor ketenagakerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 69,64 persen, sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan menjadi 4,01 persen. Di sektor pengentasan kemiskinan, jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 134,58 ribu orang atau 10,82 persen dari total penduduk. Meskipun demikian, perlu diperhatikan peningkatan indeks kedalaman kemiskinan (P1) dari 1,34 menjadi 1,76 dan indeks keparahan kemiskinan (P2) dari 0,26 menjadi 0,45. Ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap kelompok masyarakat miskin untuk mengurangi kesenjangan.
Apresiasi dan Langkah Ke Depan
Penjabat (Pj) Bupati Majalengka, Dedi Supandi, menyampaikan apresiasinya atas capaian ini. Beliau menilai peningkatan IPM merupakan hasil dari berbagai program strategis di sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur. Pemerintah daerah berkomitmen untuk mempertahankan tren positif ini dengan melanjutkan program-program yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan di Majalengka.
Kesimpulannya, peningkatan IPM Majalengka menjadi 71,37 poin merupakan bukti nyata peningkatan kualitas hidup masyarakat. Capaian ini hasil kerja keras berbagai pihak dan menjadi motivasi untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Majalengka di masa mendatang. Perbaikan di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, menjadi faktor kunci keberhasilan ini. Namun, perlu perhatian serius terhadap peningkatan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan agar pembangunan lebih merata dan berkelanjutan.