Jalur Alternatif Jembatan Termanu, Kabupaten Kupang: Solusi Sementara Pasca Bencana Banjir
Pemerintah Kabupaten Kupang membuka jalur alternatif untuk mengatasi putusnya Jembatan Termanu akibat banjir, menghubungkan kembali akses ke tiga kecamatan terdampak di wilayah Amfoang, meskipun bersifat sementara.
Putusnya Jembatan Termanu di Kecamatan Amfoang, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu lalu, mengakibatkan terisolasinya tiga kecamatan. Namun, Pemerintah Kabupaten Kupang bergerak cepat dengan menyiapkan jalur alternatif untuk mengembalikan aksesibilitas daerah tersebut.
Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba, mengumumkan dibukanya jalur alternatif melalui poros tengah, tepatnya dari Desa Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan menuju Naikliu di Kecamatan Amfoang Barat Laut. Langkah ini diambil untuk memastikan konektivitas kembali terjalin. Alat berat telah diterjunkan untuk membuka jalur tersebut.
Pembukaan jalur alternatif ini merupakan upaya untuk memulihkan akses transportasi dari sejumlah kecamatan di Amfoang menuju Kupang. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk mengantisipasi potensi banjir susulan yang mungkin terjadi di jalur pantai utara yang sebelumnya terdampak.
Namun, penting untuk dicatat bahwa jalur alternatif ini bersifat sementara. Bupati Lumba menekankan bahwa jalur tersebut rawan kerusakan jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Pembangunannya pun menggunakan dana belanja tidak terduga mengingat kondisi mendesak yang terjadi. Penggunaan dana ini, menurutnya, sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bencana banjir yang terjadi sebelumnya juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan di sejumlah kecamatan. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Kupang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah menurunkan alat berat untuk memperbaiki kerusakan jalan dan jembatan. Jembatan Siumate dan Naitae, yang tersumbat material banjir, telah dibersihkan.
Kerusakan infrastruktur akibat banjir ini membutuhkan penanganan serius. Pemerintah Kabupaten Kupang berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali, sehingga aktivitas masyarakat dapat kembali normal. Upaya pemulihan infrastruktur dan aksesibilitas terus dilakukan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.
Pembukaan jalur alternatif menjadi langkah krusial dalam mengatasi dampak putusnya Jembatan Termanu. Meskipun bersifat sementara, solusi ini memberikan akses vital bagi masyarakat di tiga kecamatan terdampak. Ke depannya, pemerintah akan fokus pada pembangunan infrastruktur yang lebih tangguh terhadap bencana alam.