Kabupaten Tangerang Dorong Diversifikasi Pangan Lewat Produksi Jagung Pulut
Pemerintah Kabupaten Tangerang meningkatkan produksi jagung pulut untuk mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, dengan hasil panen tahap pertama mencapai 700-800 kilogram.

Pemerintah Kabupaten Tangerang gencar meningkatkan produksi jagung pulut sebagai upaya diversifikasi pangan. Langkah ini diyakini mampu mendorong ketahanan pangan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Panen perdana jagung pulut di Desa Kaliasin, Kecamatan Sukamulya, Senin (12/5), menandai komitmen nyata Pemkab Tangerang dalam pengembangan komoditas lokal ini. Bupati Tangerang, Moch Maesyal Rasyid, turut serta dalam panen raya tersebut, menekankan pentingnya diversifikasi pangan sebagai strategi menghadapi tantangan ketahanan pangan.
"Jagung pulut, komoditas yang mulai menunjukkan potensi besar, baik dari sisi nilai ekonomi, keberagaman pangan, maupun keberlanjutan pertanian," ujar Bupati Tangerang, Moch Maesyal Rasyid. Ia menambahkan bahwa peningkatan produksi jagung pulut merupakan wujud nyata dari komitmen Pemkab Tangerang dalam mendukung ketahanan pangan. Panen bersama di lahan seluas 1.000 meter persegi ini menjadi bukti nyata sinergi pemerintah, kelompok tani, dan pendamping lapangan.
Hasil panen tahap pertama di lahan seluas 1.000 meter persegi ini diperkirakan mencapai 700-800 kilogram. Suksesnya panen ini tidak lepas dari dukungan pemerintah berupa bantuan sarana produksi pertanian. Pemkab Tangerang berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan pertanian yang produktif dan berkelanjutan, demi meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah.
Peningkatan Produksi Jagung Pulut di Kabupaten Tangerang
Pemkab Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, terus berupaya meningkatkan produksi jagung pulut. Hal ini sejalan dengan visi untuk menciptakan pertanian yang mandiri dan berdaya saing. Kelompok tani Tarikolot II, misalnya, telah berhasil membudidayakan jagung pulut di lahan seluas satu hektare secara bertahap. Penanaman dilakukan dalam tiga tahap, dimulai pada 6 Maret 2025 (1.000 meter persegi), 15 Maret 2025 (4.500 meter persegi), dan 3 April 2025 (2.500 meter persegi).
Pertumbuhan tanaman jagung pulut di lahan tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, menjelaskan bahwa estimasi hasil panen dari seluruh lahan diperkirakan mencapai 5.600 hingga 6.400 kilogram. Dengan harga jagung pulut sekitar Rp12.000 per kilogram, pendapatan kotor yang diperoleh kelompok tani diperkirakan mencapai Rp67,2 juta hingga Rp76,8 juta (belum dikurangi biaya produksi).
Asep Jatnika juga menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan dukungan sarana dan prasarana pertanian. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan pertanian yang mandiri dan berdaya saing, serta meningkatkan kesejahteraan petani. "Kami berkomitmen untuk terus mendorong produktivitas dan kesejahteraan petani melalui berbagai program nyata yang menyentuh langsung kebutuhan petani di lapangan," tegasnya.
Manfaat Jagung Pulut Bagi Ketahanan Pangan dan Perekonomian
Jagung pulut tidak hanya berperan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi dan ketahanan pangan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani. Komoditas ini membuka peluang pasar yang menjanjikan dan sejalan dengan pengembangan komoditas lokal yang bernilai tambah. Upaya peningkatan produksi jagung pulut ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam daerah, tetapi juga untuk membuka peluang pasar yang lebih luas.
Dengan demikian, peningkatan produksi jagung pulut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama ketahanan pangan. Program ini merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk mendorong diversifikasi pangan dan menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan di Kabupaten Tangerang. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung para petani melalui berbagai program dan bantuan teknis.
Keberhasilan panen jagung pulut ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara pemerintah, kelompok tani, dan pendamping lapangan dapat menghasilkan dampak positif bagi ketahanan pangan dan perekonomian daerah. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk mengembangkan komoditas lokal yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan harga jual yang cukup menjanjikan, budidaya jagung pulut terbukti mampu memberikan pendapatan yang signifikan bagi petani. Keberlanjutan program ini akan sangat bergantung pada dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan akses petani terhadap teknologi pertanian modern. Hal ini akan memastikan agar program diversifikasi pangan ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Kabupaten Tangerang.
Kesimpulan
Peningkatan produksi jagung pulut di Kabupaten Tangerang merupakan langkah strategis dalam upaya diversifikasi pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Komitmen pemerintah daerah, sinergi dengan kelompok tani, dan dukungan sarana produksi menjadi kunci keberhasilan program ini. Ke depan, keberlanjutan program ini perlu terus dijaga dengan memastikan akses petani terhadap teknologi pertanian modern dan pasar yang menjanjikan.