Kemdikbudristek Dukung Program Satu Keluarga Satu Sarjana di Bali
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menyatakan dukungan penuh terhadap program 'Satu Keluarga Satu Sarjana' di Bali untuk meningkatkan kualitas SDM.

Denpasar, 27 April 2024 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) memberikan dukungan penuh terhadap program inovatif Pemerintah Provinsi Bali, yaitu 'Satu Keluarga Satu Sarjana'. Dukungan ini diutarakan langsung oleh Staf Ahli Kemdikbudristek, Muhammad Hasan Chabibie, dalam acara wisuda Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama Bali (ISTNUBA) di Denpasar.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Bali. Program ini diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan daerah, khususnya dalam menghadapi tantangan era modern yang semakin kompetitif. Kemdikbudristek melihat program ini selaras dengan visi peningkatan kualitas pendidikan dan riset di Indonesia.
Pernyataan dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Hasan Chabibie. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan pengembangan sains serta teknologi sebagai fondasi pembangunan. Menurutnya, peningkatan kualitas SDM merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan global. "Saya sangat sependapat dengan apa yang disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster mengenai program sumber daya manusia unggul di Bali, yakni satu keluarga satu sarjana," ujar Hasan Chabibie.
Peningkatan SDM Unggul di Bali
Program 'Satu Keluarga Satu Sarjana' yang digagas oleh Gubernur Bali Wayan Koster ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas SDM di Bali. Program yang direncanakan mulai berjalan pada tahun 2026 ini, bertujuan untuk memastikan setiap keluarga di Bali memiliki setidaknya satu anggota keluarga yang berpendidikan sarjana.
Gubernur Koster menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan kesempatan pendidikan tinggi bagi keluarga kurang mampu. Saat ini, tim khusus sedang melakukan pendataan keluarga yang belum memiliki anggota keluarga berpendidikan sarjana. Kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Bali akan menjadi kunci keberhasilan program ini.
"Kini tim sementara mendata keluarga yang belum memiliki sarjana di rumahnya, kami akan terapkan konsep kerja sama dengan skema agar keluarga yang tidak mampu mendapat kebijakan khusus masuk perguruan tinggi," jelas Gubernur Koster.
Tantangan dan Solusi
Gubernur Koster mengakui bahwa saat ini akses pendidikan tinggi di Bali masih terbatas. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan tinggi baru mencapai 34 persen. Oleh karena itu, program 'Satu Keluarga Satu Sarjana' diharapkan dapat meningkatkan angka tersebut setidaknya hingga 40 persen pada periode kepemimpinan keduanya.
Untuk mencapai target tersebut, Pemprov Bali akan memberikan prioritas kepada keluarga kurang mampu yang belum memiliki anggota keluarga berpendidikan sarjana. Skema kerjasama dengan perguruan tinggi, termasuk ISTNUBA, akan dirancang untuk memfasilitasi akses pendidikan bagi kelompok masyarakat ini. Dukungan dari Kemdikbudristek diharapkan dapat mempercepat terwujudnya program ini.
Kemdikbudristek juga memberikan pesan agar kampus dapat menghasilkan riset dan inovasi di bidang sains dan teknologi yang dapat berkontribusi pada pembangunan daerah. Hal ini sejalan dengan tujuan program 'Satu Keluarga Satu Sarjana' untuk menghasilkan SDM unggul yang mampu berkontribusi bagi kemajuan Bali.
Dengan dukungan penuh dari Kemdikbudristek dan komitmen Pemprov Bali, program 'Satu Keluarga Satu Sarjana' diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas SDM di Bali dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan.