Kemdikbudristek Pastikan Riset Nasional Tetap Berjalan Meski Anggaran Efisien
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) memastikan program riset tetap berjalan meskipun ada efisiensi anggaran, dengan strategi pengalihan dana dan kolaborasi lintas sektor.
![Kemdikbudristek Pastikan Riset Nasional Tetap Berjalan Meski Anggaran Efisien](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191711.085-kemdikbudristek-pastikan-riset-nasional-tetap-berjalan-meski-anggaran-efisien-1.jpg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) memastikan komitmennya terhadap program riset nasional tetap kuat, sekalipun pemerintah tengah melakukan efisiensi anggaran. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdikbudristek, Fauzan Adziman, menegaskan bahwa pemangkasan anggaran tidak akan menghentikan kegiatan riset di Indonesia. Hal ini disampaikannya dalam wawancara di Jakarta, Selasa lalu.
Strategi Optimalisasi Anggaran Riset
Fauzan menjelaskan bahwa Kemdikbudristek menerapkan strategi alokasi anggaran riset berbasis kepentingan nasional. Dengan demikian, riset-riset prioritas tetap mendapatkan pendanaan yang memadai. Salah satu fokus utama adalah riset untuk mendukung swasembada pangan, sejalan dengan cita-cita Presiden Joko Widodo.
"Walaupun ada efisiensi, tidak serta-merta kita mengurangi kemampuan riset kita," tegas Fauzan. Ia memaparkan bahwa cakupan riset kini tidak hanya terbatas pada bidang pangan, tetapi juga mencakup transportasi, kesehatan, maritim, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Prioritas riset juga akan diarahkan pada pemecahan masalah-masalah krusial yang dihadapi bangsa.
Pemanfaatan Sumber Dana Lain
Kemdikbudristek juga akan memanfaatkan sumber dana lain untuk mendukung program riset. Sebagai contoh, riset yang mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat dibiayai dari anggaran program MBG itu sendiri. "Misalkan saja, program MBG, riset ini bisa kita arahkan untuk membantu program MBG. Jadi, kalaupun dana risetnya diperkecil, kita bisa menggunakan dana MBG untuk riset di bidang MBG," jelas Fauzan.
Selain itu, Kemdikbudristek mempertimbangkan penggeseran dana dari program lain, seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Kolaborasi dengan sektor swasta juga akan ditingkatkan untuk mendukung riset hilirisasi dan pengembangan industri dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan daya saing produk nasional.
Kerja Sama dan Kolaborasi
Fauzan menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi untuk memastikan keberlanjutan program riset. "Kami juga tidak berhenti dengan dana riset yang ada, tapi juga mengembangkan kerja sama. Diharapkan dari industri atau dari pemerintah daerah dan juga dari berbagai pemangku kepentingan dapat bekerja sama supaya ekosistem riset kita bisa berkembang," ujarnya.
Kemdikbudristek mengalokasikan dana riset sebesar Rp1,9 triliun. Sebesar Rp1,2 triliun berasal dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), dan sisanya dari dana pengabdian masyarakat. Besaran pemangkasan anggaran akibat efisiensi masih dalam pembahasan internal Kemdikbudristek.
Kesimpulan
Meskipun menghadapi tantangan efisiensi anggaran, Kemdikbudristek berkomitmen untuk memastikan program riset nasional tetap berjalan. Strategi yang diterapkan meliputi pengalihan dana, optimalisasi sumber daya, dan peningkatan kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus mendorong kemajuan riset dan pengembangan di Indonesia.